Lihat ke Halaman Asli

Kyky Sartika Sari

Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU)

Analisis Perbedaan Gaya Kepemimpinan Tujuh Presiden Dalam Memimpin Indonesia

Diperbarui: 31 Oktober 2021   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

anteroaceh.com

Sebelumnya artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Berpikir Sistem Kesehatan Masyarakat, prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU)  yang diampu oleh ibu Susilawati, SKM., M.Kes. 

Pada dasarnya pemimpin adalah seseorang yang mengemban suatu jabatan dalam memimpin organisasi atau kelompok tertentu. Dalam memimpin suatu kelompok biasanya tiap-tiap pemimpin memiliki gaya atau karakteristik berbeda-beda dalam menjalankan tugasnya, termasuk pula Presiden. Setiap pemimpin dengan gaya kepemimpinannya masing-masing dinilai sebagai penunjang agar dapat dengan mudah merealisasikan dan mewujudkan visi misinya. Ada beberapa gaya kepemimpinan seperti demokratis, kharismatik, transformatif, dan sebagainya. Lantas, bagaimana sih perbedaan gaya kepemimpinan tujuh Presiden dalam memimpin Indonesia? Mari kita bahas bersama;

1. Presiden Pertama (Ir.Soekarno)

Ir. Soekarno merupakan Presiden pertama Indonesia yang menjabat pada tahun 1945-1967. Beliau kerap dikenal dengan sebutan 'Bapak Proklamator'. Sebutan itu ia dapatkan karena beliau telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Selain gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan, beliau memiliki karakter tersendiri dalam memimpin Indonesia.

Gaya kepemimpinan yang ia terapkan selama menjabat menjadi Presiden dinilai mampu menginsipirasi rakyat Indonesia untuk memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi pada masa awal kemerdekaan. Itu dikarenakan Soekarno memiliki sifat kepemimpinan yang konsisten, percaya diri yang tinggi, semangat yang berkobar-kobar, tidak pantang menyerah, serta selalu memiliki pemikiran yang inisiatif dan inovatif untuk melahirkan gagasan-gagasan terbaru. Gaya kepemimpinannya yang kharismatik inilah membuatnya berbeda dengan Presiden lainnya.

2. Presiden Kedua (Soeharto)

Soeharto menjabat menjadi Presiden Indonesia pada tahun 1967-1998. Pada awal kepemimpinannya ia menerapkan gaya kepemimpinan gabungan yang bersifat Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif. Dimana gaya kepemimpinan yang dimaksud ialah mampu menangkap peluang dan memiliki visi yang bertujuan untuk memajukan Indonesia.

Selain itu, Soeharto juga disebut menerapkan gaya kepemimpinan yang cenderung bersifat otoriter, yang mana segala keputusan serta kebijakan akan diambil dan disepakati penuh oleh dirinya sendiri. Beliau juga disebut kurang demokratis pada saat memimpin negeri, dan lebih menampilkan sifat yang lebih reaktif dari pada pro aktif yang membuatnya terkesan penuh kontroversi.

3. Presiden Ketiga (B.J Habibie)

B.J Habibie mengemban jabatan menjadi Presiden pada tahun 1998-1999. Tidak mudah baginya memimpin Indonesia yang pada saat itu sedang mengalami kondisi krisis moneter. Walaupun masa jabatan yang ia pimpin terhitung singkat, namun B.J Habibie tetap memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda serta berdampak cukup signifikan bagi perubahan bangsa Indonesia.

Berlatar belakang seorang insinyur dalam bidang sains dan teknologi, membuatnya memiliki pemikiran-pemikiran cemerlang yang tak diragukan. Kecerdasan itulah menjadikannya memiliki sifat kharismatik tersendiri dimata rakyat.

B.J Habibie memiliki gaya kepemimpinan transformatif yang berorientasi pada perubahan. Dari gaya kepemimpinannya inilah melahirkan kebebesan pers yang dibuka selebar-lebarnya. Salah satu wujud perubahan yang diinginkan masyarakat Indonesia pada masa itu. Karena masyarakat ingin pemerintah memberikan ruang untuk mereka mengeluarkan aspirasinya. Dalam hal ini, B.J Habibie dinilai pandai melihat peluang serta berani mengambil risiko dari perubahan yang ia buat dan berbeda dari masa kepemimpinan sebelumnya.

4. Presiden Keempat (Abdurrahman Wahid)

Abdurrahman Wahid atau yang juga dikenal dengan Gus Dur merupakan Presiden keempat yang menjabat pada tahun 1999-2001. Berlatar belakang seorang Kiai, sebelum menjabat menjadi Presiden beliau aktif dalam memimpin Islam progresif yang mengkontekstualisasikan nilai-nilai demokrasi yang terdapat pada ajaran Islam untuk dapat diterapkan di Indonesia. Setelah menjabat menjadi Presiden, beliau mampu membebaskan Indonesia dari konflik fanatisme agama, etnis,dan golongan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline