Pembelajaran daring menjadi jawaban atas keberlanjutan proses pembelajaran di masa wabah COVID-19, pembelajaran dengan pemanfaatan TIK ini dianggap yang paling efektif mengingat adanya proses transfer ilmu serta interaksi antar para pendidik dan peserta didik dengan tanpa keharusan hadir secara fisik yang akan memungkinkan menjadi sarana penyebaran COVID-19 (Mustofa, Chodzirin, & Sayekti, 2019; Nugroho, 2020).
Meskipun demikian dalam konteks penyelenggaraan pembelajaran daring muncul berbagai permasalahan yang berimplikasi kepada ketidaklancaran proses pembelajaran, dalam konteks pembelajaran daring yang diteliti oleh penulis di STIA Cimahi maka memunculkan permasalahan yang dapat dikelompokan kedalam 2 (dua) masalah, yaitu: Pertama, permasalahan yang berasal dari pendidik atau dosen. Kedua, permasalahan yang berasal dari peserta didik atau mahasiswa. Uraian mengenai kedua hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, tenaga pendidik atau dalam konteks ini yaitu dosen memegang peran yang penting dalam kebelangsungan pembelajaan daring yang mana ditempatkan sebagai subjek yang harus melakukan proses transfer ilmu kepada para pesera didik atau mahasiswa. Berbagai permasalahan yang muncul dari dosen di STIA Cimahi dalam menyelenggarakan pembelajaran daring dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Berdasarkan kepada tabel tersebut di atas, maka perkuliahan daring yang tengah dilaksanakan memunculkan berbagai masalah baik yang menyangkut pribadi dosen yang bersangkutan maupun aspek lainnya mulai dari dukungan lembaga sampai dengan keaktifan dan penilaian mahasiswa.
Sebagian dosen menyatakan bahwa pembelajaran daring berjalan kurang efektif dikarenakan dosen sebagai pengampu mata kuliah tidak benar-benar dapat "hadir" secara langsung untuk melakukan proses transfer pengetahuan dan sekaligus penilaian terhadap mahasiswa yang mengikuti mata kuliah yang bersangkutan.
Proses pembelajaran tidak hanya terbatas kepada penyampaian materi tetapi kepada proses pendidikan secara keseluruhan yang didalamnya termasuk pembentukan karakter dan pribadi peserta didik melalui nilai dan norma yang ada.
Pendidikan karakter dan kepribadian dirasakan menjadi tantangan dalam penyelenggaraan pembelajaran secara daring, hal ini dikarenakan secara fisik pendidik dan peserta didik berada di lingkungan sosial yang berbeda, sehingga pengaruh lingkungan sosial dimana peserta didik mengikuti perkuliahan daring menjadi aspek yang luput dari proses penyelenggaraan pendidikan yang tengah dilakukan.
Kedua, peserta didik atau dalam hal ini mahasiswa menjadi bagian yang penting dalam penyelenggaran pembelajaran secara daring, mengingat di satu sisi mahasiswa ditempatkan sebagai objek yang harus mampu menerima materi pembelajaran sehingga dengan adanya transfer ilmu dari tenaga pendidik/dosen kepada mahasiswa akan menjadikan mahasiswa mengetahui dan memahami ilmu yang diberikan.
Di sisi lain mahasiswa merupakan objek penilaian keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang harus menjadi prioritas dalam kegiatan pembelajaran dikarenakan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan salah satu faktor utamanya ditentukan oleh peserta didik. Dalam penyelenggaraan pembelajaran daring di STIA Cimahi, mahasiswa dihadapkan kedalam berbagai permasalahan yang dapat dijelaskan melalui tabel berikut ini:
Berdasarkan kepada tabel tersebut di atas, maka masalah dalam penyelenggaraan pembelajaran daring tidak hanya berasal dari tenaga pendidik saja, melainkan juga berasal dari peserta didik juga yang mana mahasiswa sebagai peserta didik harus dihadapkan kepada adanya keharusan membagi waktu antara urusan perkuliahan dengan urusan lainnya yang sama-sama penting, sehingga manajemen pembagian waktu tersebut apabila tidak direncanakan secara baik maka akan berimplikasi kepada tidak optimalnya proses pembelajaran daring yang tengah diselenggarakan.
Penjelasan mengenai permasalahan dalam pembelajaran daring yang ada di STIA Cimahi sejalan dengan permasalahan pembelajaran daring di berbagai kampus.