Puncak acara pramean tawang adalah sedekah laut. Dipimpin oleh tokoh masyarakat dihadiri pemerintah kecamatan rowosari, kepolisian, dan masyarakat nelayan, upacara seremoni pemberangkatan sesaji berupa kepala sapi, tumpeng, sesaji jajanan pasar dan bubur serta bermacam lainnya.
Bertempat di TPI seremonial tampak khusuk. Sesaji ditempatkan pada wadah berbentuk perahu dihias sedemikian rupa.Masyarakat banyak yang mengabadikan dengan foto bersama sesaji yang akan dilarung.
Arep Numpak Prau? Kesana…. Demikian seorang bapak meminta kami untuk naik ke perahu disebelah utara tempat kami duduk. Ya, pagi ini, Jumat Kliwon bulan sura 1436 Hijriyah. Saya mengajak anak dan isteri melihat “peramaian tawang”. Sebuah acara tahunan yang digelar oleh masyarakat nelayan di di Dukuh Tawang, Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal.
Sebenarnya sudah beberapa hari ini tetangga mengajak aku untuk menyaksikan meriahnya peramaian tawang. Bahkan ada tetangga yang rutin setiap malam sengaja datang menyaksikan suguhan pesta rakyat tahunan ini. Ada dangdut, kethoprak, dan pertunjukan tradisional lain.
H Sutisno, sesepuh Dukuh Nokerto Lor mengatakan bahwa pramean tawang dan sedekah laut ini bertujuan untuk melestarikan adat, juga sebagai upaya pemersatu agar silaturahim, kebersamaan dan nilai gotong royong warga tetap terjaga secara apik.
Momentum tahunan ini merupakan berkah bagi para pedagang, betapa tidak, ratusan pedagang musiman datang ke lokasi, menggelar beragam dagangan, ada pakaian anak, mainan, barang pecah belah, peralatan rumah tangga hiasan rumah, keramik.
Pertunjukan seni hampir disuguhkan oleh panitia selama hampir sepekan lamanya, puncaknya adalah hari jumat kliwon malam sabtu legi dengan pegelaran wayang kulit semalam suntuk.
Pramean Tawang menurut Nur Fatoni (camat Rowosari) adalah bagian dari momen pelaksaaan sedekah laut, mengingat mampu menarik perhatian masyarakat kedepan akan menjadi wisata dengan tujuan tentu ekonomi daerah akan mampu meningkat pendapatannya.
Lokasi Pramean Tawang
Jika hendak mengunjungi pramean tawang dari manapun anda silahkan menempuh jalur kearah Sendang Sikucing atau pantai cahaya. Carilah lokasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Dukuh Tawang, Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal nah disinilah ribuan orang datang jika pramean sudah dimulai.
Berkah bagi Pedagang
Banyaknya pengunjung yang datang merupakan berkah terdendiri bagi pedagang. Begitu masuk area pramean tawang, bahkan untuk masuk bersama sepeda motor saja harus pelan-pelan. Hal ini mengingat lokasi parkir ada didalam, dekat TPI. Sepanjang jalan menuju TPI, pedagang membuka lapak dagangan di kanan dan kiri jalan bahkan ada yang di tengah jalan. Jika berkendara harus ekstra hati-hati. Atau lebih baik cari parkir yang terdekat kemudian menuju pusat peramaian dengan berjalan sembari menikmati suasana.
Semua kalangan datang
Masyarakat yang datang ke peramaian bukan hanya orang tua saja, tua ataupun muda. Hamper semuanya datang. Pasutri bersama anak-anaknya, remaja, anak-anak, bahkan tak jarang pramaian menjadi ajang bagi muda-mudi untuk berjalan-jalan sekedar menghabiskan waktu berdua (dalam bahasa yang lebih jelas berpacaran/kencan).
Lek Anwar, pendatang dari Madura, mengaku setiap malam datang ke peramaian tawang. Menikmati hiburan rakyat yang kini sudah jarang. Bagi warga sendang dawung ini, pramaian tawang merupakan saat dimana dia bisa memperoleh hiburan bersama keluarga.
Lek Anwar sengaja membeli Gucci keramik untuk hiasan ruang tamu, dia senagaja merogoh kocek lebih dari Rp 700.000. untuk membeli beberapa guci dengan hiasan daun dan bunga imitasi warna-warni.
Rofiah, warga kecamatan kangkung datang bersama rombongan ibu-ibu membawa serta anak-anak dan keluarga. Mereka datang berombongan satu kampong mencarter odong-odong kereta mini. Dengan biaya Ro 10.000 perkepala dia bersama ibu-ibu lainnya mengunjungi pantai si kucing dan pramaian Tawang.
Puncak Acara Pramean Tawang “Sedekah laut”
Sebagai puncak acara pramean tawang adalah sedekah laut. Dipimpin oleh tokoh masyarakat dihadiri pemerintah kecamatan rowosari, kepolisian, dan masyarakat nelayan, upacara seremoni pemberangkatan sesaji berupa kepala sapi, tumpeng, sesaji jajanan pasar dan bubur serta bermacam lainnya.
Bertempat di TPI seremonial tampak khusuk. Sesaji ditempatkan pada wadah berbentuk perahu dihias sedemikian rupa.Masyarakat banyak yang mengabadikan dengan foto bersama sesaji yang akan dilarung.
Usai doa bersama sesaji kemudian digotong menuju perahu yang akan membawanya ketengah lautan.
Perahu utama yang membawa ketengah laut penuh oleh masyarakat yang hendak ikut sekedar untuk menyaksikan bagaimana prosesi sedekah laut dilaksanakan.
Diiringi ratusan perahu hias
Berangkatnya perahu yang memuat sesaji utama sedekah laut elah didahului sebelumnya oleh ratusan perahu hias yang sudah berangkat ketengah lautan. Ratusan perahu dihias sedemikian rupa membawa rombongan keluarga yang turut memeriahkan.
“Tahun lalu kami ikut, bersama ibu dan keluarga lainnya tahun ini tidak, dilaut kami selamatan, ada acara makan bersama ditengah laut setelah seremoni sedekah laut dilaksanakan”
Para nelayan sengaja menghias tampilan perahu mereka menggunakan peralatan atau materi seadanya saja.
Ada perahu yang dihias menggunakan sebatang pohon bamboo yang masih ada daunnya, bendera-bendaera merah putih maupun bendera partai, cat warna-warni agar perahu kelihatan mencolok.
Ada juga yang menghias ala kadarnya.
Lek senirah membawa serta seluruh keluarganya ikut sedekah laut atau istilahnya “nyadran”. Membawa makanan dalam wadah tampah, satu kerdus air mineral, dan tikar untuk alas diatas perahu.
“kami bersyukur dan berdoa memohon nasib dan hasil nelayan kami tahun mendatang lebih baik dan terjaga keselamatan keluarga saat bekerja di laut”
Saya tidak naik perahu dan tidak ikut ketenah laut, konon Setidaknya harus menempuh tiga mil ke tengah laut untuk bisa menyaksikan secara langsung larungan sesaji kepala sapi.
Ada juga stand khusus arena bermain anak,
Sementara di laut “proses nyadran atau sedekah laut” dilaksanakan, di darat yaitu di TPI tempat seremoni pembukaan tadi dilaksanakan, gending-gending jawa oleh para nayaga dilantunkan. Selanjutnya adalah pertunjukan wayang kulit.
Bagi yang tidak ikut e laut bisa menyaksikan wayang kulit atau bersama anak-anak menikmati kuliner khas jajanan pramean.
Bagi yang mebawa serta anak-anak ada area bermain anak-anak seperti mandi bola, mancing ikan-ikanan dari plastic, ada kereta-keretaan, undar atau kereta mini, bianglala mini, dan beragam lainnya.
Mandi bola bagi balita cukup merogoh kocek 6000 rupiah sepuasnya.
Bagi yang suka jagung manis bakar tingal pesan saja karena banyak pedagang jagung bakar.
Bagi yang suka pilah pilih baju dan pakaian puluhan bahkan ratusan pedagang membuka lapak. Kaos, baju, hem, jeans, bahkan jersey dengan harga murah meriah bisa didapatkan.
Saya sempatkan mendatangi satu lapak penjual kaos bola, untuk anak-anak cukup Rp 35 Ribu sudah bisa membawa pulang kaos plus sablon nama.
Bagi penggemar barang-barang seperti wayang, suling, mainan anak-anak lainnya berjajar pedagang yang dengan sabar menantikan datangnya pembeli.
Peramaian tawang sudah diaksanakan sejak berpuluh-puluh tahun. Demi keamanan puluhan polisi berjaga. Mereka siaga siang dan malam. Demi menjaga keamanan mengingat selama pelaksanaan pramean tawang, pertunjukan seperti dangdut, dan kesenian tradisional lain pentas secara bergantian.
Pihak kepolisian siaga, apalagi selama pelaksanaan sedekah laut, beberapa kapal milik polri disiagakan dan mengiringi peserta ke tengah laut.
Kendal, Sabtu Legi, 9 Nopember 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H