Lihat ke Halaman Asli

Lensa Karana Media

Media komunikasi Pramuka Banyuwangi

Kustilah, Sosok Kakak dan Ibu di KML Pramuka Banyuwangi

Diperbarui: 20 September 2017   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

BANYUWANGI, Kwarcab Banyuwangi-- Nama beliau Kustilah, satu diantara pelatih hebat di korps pusat pendidikan dan pelatihan Cabang (Pusdiklatcab) pramuka Banyuwangi yang juga hadir mengampu kelas Kursus Mahir Lanjutan (KML) yang diselenggarakan 18 -- 23 september 2017 di kwartir ranting Tegaldlimo. Ia seorang kakak yang juga merangkap sebagai Ibu, juga berperan sebagai sahabat bagi kami peserta di pelatihan selama satu minggu ini. Hadirnya menyemangati dan memotivasi kami untuk semakin baik.

 "Seorang Pembina memiliki tanggung jawab untuk membentuk karakter peserta didiknya menjadi semakin baik dan semakin terpuji, mampu menjadi kebanggaan bagi bangsa yang ia junjung, Negara yang ia tinggali, Indonesia" tuturnya memberi nasihat di sesi refleksi semalam jelang dini hari.

Tentunya pernah setiap orang melakukan kesalahan, begitulah yang kami lakukan selama hari pertama dan hari kedua di kawah candradimuko Macan Putih SMAN 1 Tegaldlimo. Ada sampah yang terserak yang tak mampu kami bersihkan, ada ketidak disiplinan yang di tunaikan, dan sederet langkah yang tak tepat yang terlaku. Sebagai ibu, dengan suara lirih beliau nasihatkan untuk hentikan semua langkah salah itu. 

Kata-katanya lembut masuk tanpa penghalang ke  ruang hati hingga tak kuasa tertolak. Nalar terhenti berganti ketaatan. Mungkin karena lama tak mendengar suara ibu, sehingga seketika suara itu tersampaikan kehati, wajah yang pertama kali teringat adalah ibu. Dibiarkan kami lakukan kesalahan, dengan tujuan agar kami sadar, dan diujungnya dengan bahasa cinta, beliau ingatkan dan inshaAllah komitmen untuk berubah lebih baik kami lakukan.

KML kali ini lebih dari sekadar Kursus pada umumnya yang diterima rekan sejawat di tempat dan waktu yang lain. Ada rasa yang bercampur didalamnya. Bahagia, lelah, mengalah, berdebat dan semua irisan kata yang bersilang diantara kami semua. Meski begitu, komitmen yang tertulis sengaja dengan kuat dijungjung tinggi. Kak Kustilah, begitu kami memanggilnya. Membingkai semua yang terlaksana dalam bingkai pembentukan karakter.

Ketika ditanya apa yang paling membanggakan dari peserta kursus, beliau menjawab Semangat dan antusiasmen kami yang tinggi. Dan disaat yang sama ketika beliau ditanya ulang apa yang harus kami perbaiki, yang paling menjengkelkan. Itu adalah kurangnya kadar komitmen kami pada apa yang telah tertuliskan. "Ada amanah besar yang di titipkan Negara ini kepada pramuka, sampai semua pendidikan formal di ikatkan kedalam pramuka, amanah untuk menjaga persatuan dalam kebhinekaan dan menguatkan karakter unggul untuk jadi pemimpin dimasa depan" tutur Kak Kus menutup nasihatnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline