Sepenggal kisah purnama
Tak pernah kunjung menyapa
Dua puluh empat bulan lamanya
Gelap tertutup mendung derita
Siang tersudut menahan luka
Malam terbayang kisah cinta
Bulan pun turut merasakanya
Akan gelapnya angkasa
Carut marut gelombang cinta
Memaksanya lidah puasa
Walau sakit hati terluka
Namun raga selalu terjaga
Dua puluh empat purnama
Tanpa perma ada cerita
Menahan sakit menyusun kata
Tak terlihat tetesan air mata
Usai sudah penantian purnama
Hari ini tersenyum ceria
Mata kembali menatap dunia
Entak apa yang akan di lakukannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H