Rintik senja halangi langkah kaki
Hujan deras kian menyelimuti
Bergegas mencari tempat berlindung diri
Berlari tak hiraukan luka di kaki
Sebuah bangunan akhirnya ku dapati
Keluarlah sesosok lelaki
Senyum manis membalas kata permisi
Sungguhlah ramah di senja ini
Perlahan di berikanlah kursi
Tak lupa aku pun berterima kasih
Bercerita kesana kemari
Menanti hujan tak kunjung berhenti
Namanya Jumadi
Ibunya bernama Juni
Bapaknya bernama Mardi
Begitu dia perkenalkan diri
Aku pun tertawa geli
Sungguh ramah Jumadi ini
Walaupun bukan saudara atau famili
Sifatnya perhatian sekali
Aku pun kagum dalam hati
Tibalah rasa dingin merasuki
Seluruh badan kedinginan sekali
Dengan cekatan Jumadi beraksi
Segelas kopi hitam hangatkan diri
Namanya Kopi Jumadi
Kopi hitam terseduh dengan hati
Saat menyuguhkan segelas kopi
Terlihat jelas muka Jumadi di air kopi
Saat hujan tak kunjung berhenti
Kopi Jumadi menjadi solusi
Panas, kental legit sekali
Nikmatnya sulit di ungkapkan kembali
Terima kasih Jumadi
Atas rumahnya tersinggahi
Atas kopi yang hangatkan raga ini
Atas hujan yang kini telah berhenti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H