Lihat ke Halaman Asli

Kakthir Putu Sali

Pecinta Literasi

Sepiring Nasi Tanpa Lauk

Diperbarui: 4 April 2018   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc. Pribadi

Sungguh bangga saat menghampirinya, padi di panen melimpah ruah, senyum manis dari bibirnya, hari-hari pun bahagia

Usai sudah gabah di keringkan, di bawahnya sekarung ke penggilingan, untuk beras yang akan di makan

Namun rasa haru tak tertahan, petani hanya bisa nanak nasi buat makan, tanpa ada pauk di meja makan, tak ada uang tuk di belanjakan

Petani nan malang, ada beras tetap ga makan, bingung beras di jadikan uang, hingga makan tak berlauk paukkan

Kenapa demikian nasibnya?,  ternyata petani takut sama ijon, takut pula pada tengkulak desa, saat padi hijau memaksa di belinya

Nasib petani disini menyedihkan, tak mampu menatap rembulan, apalagi lihat bintang berkedipan, hanya menatap awan-awan kegelapan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline