Lihat ke Halaman Asli

Kakthir Putu Sali

Pecinta Literasi

Tanpa Kata dan Membisu

Diperbarui: 13 Juni 2017   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kusibak ilalang perlahan
Ku selusuri dalam remang
Kurebahkan dalam rumput tak berembun
Menahan luka dalam kesunyian

Kutatap bintang dan rembulan
Dia pun turut diam
Membungkan tanpa kata
Merasakan apa yang kurasakan

Angin perlahan mengelus kalbu
Menggugurkan daun ke pelataran
Berserakan hamburkan kelam
Ranting pun tetap tak berkatakan

Aku terduduk diam
Bersandar pada dinding nan hening
Menikmati malam penuh kelabu
Akan kebisuan nan sunyi

Perlahan kundengar bambu berdesiran
Binatang malam bernyanyian merdu
Namun kesepian tetap melanda jiwa
Dalam heningnya malam yang membisu

Aku yang berkelana sendiri
Tanpa lelah mencari jati diri
Samar tawamu tawar senyummu
Tanpa kata nan membisu

Senda guraumu hambar
Canda tawamu hilang
Tatapan matamu hanpa
Selalu diam dan membisu

Kurindu desahan nadamu
Kurindu tarian bibirmu
Kurindu kerlingan matamu
Kurindu tanganmu mengusap janggutku

Tangan kasarmu
Kaca mata besarmu
Body gitarmu
Selalu merindukanmu

Wanagati, 12 Juni 2017

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline