Pohon kata-kata yang tumbuh di halaman batinku.
Bu, sejak kapan ia tumbuh?. Tanyaku pada ibu.
Bersamaan dengan kau tumbuh dan mulai bisa berkata-kata.
Rawat dan jagalah ia. Pinta ibu padaku.
Semai dan pupuki ia.
Biar ia rimbun dengan berjuta aksara yang berjuntai-juntai menyapa.
Akarnya menancap kuat di jiwa yang basah.
Disitulah tempat para penyair berteduh lelah.
Bertatap kata dengan Dia sang pencipta kata.
Begitu, ibu bercerita tentang pohon kata-kata...
yang tumbuh di halaman batin sang penyair.