#Pariwisata Berkelanjutan
Tiga Perahu kayu bermesin itu seakan berpacu menuju "Pulau Soetan" di Kawasan Wisata Mandeh. Deru mesin perahu bak napas tiga ekor kuda pacu di arena balap. Menderu. Memecah air laut di teluk Mandeh yang airnya tenang tanpa gelombang. Di dalamnya Dua puluh lima wisatawan asal Jabodetabek terlihat tersenyum sumringah. Wajah penuh harap segera tiba di Pulau. Untuk segera menyantap hidangan makan siang yang telat dihidangkan. Sebuah awalan wisata yang penuh kenangan tak terlupakan.
Di ujung perahu kayu itu aku berdiri. Menantap sekeliling Kawasan Wisata Mandeh di Sumatra Barat, setelah usai mengeksplorasinya. "Berkhayal" suatu saat Kawasan Wisata Mandeh dapat dikelola Pemerintah Daerah Sumatra Barat Menjadi Destinasi Wisata Dunia.
Perjalanan panjang dari Bandara Minangkabau menuju Kawasan Wisata Mandeh ternyata melebih perhitungan waktu yang direncanakan. Jalan kecil dua jalur yang ada menjadi kendala utama kecepatan gerak kendaraan besar seperti bus pariwisata.
Seandainya secara berkala, semua jalan menuju area wisata di Sumatra Barat diperlebar dan dirawat dengan baik. Tentunya geliat ekonomi daerah akan semakin menggelora. Memutar semua roda-roda ekonomi warga yang berkontribusi positif bagi kesejahteraan Masyarakat. Juga menambah income pendapatan asli daerah. Walau tak mudah dan membutuhkan dana yang besar. Tapi semua dapat direncanakan dan diprogramkan Pemerintah Daerah.
Syukurnya hari tidak hujan saat tiba dititik perhentian. Sebuah area parkir bus di sebuah desa, dekat Dermaga Carokcok. Uda Alfian pemandu wisata lokal kami tidak membawa group ke Dermaga Carokcok dengan alasan tertentu. Area parkir yang dikelola Masyarakat setempat. Di dekatnya terdapat toko penjual cendramata, warung dan toilet seadanya. Masih belum banyak sentuhan support pemerintah daerah untuk menatanya.
Titik awal pemberhentian untuk memulai petualangan wisata dalam konsep pengelolaan Kawasan Wisata Mandeh seharusnya bisa menjadi sumber income pendapatan daerah dengan melibatkan peran serta Masyarakat di sekitarnya.
Dengan Pembangunan prasarana pendukung, seperti; area parkir yang layak dengan kebijakan standard tarif parkir yang ada; Toilet bersih, terawat dan berbayar; Prasarana tempat menjajakan produk kuliner dan oleh-oleh khas daerah, produk UMKM, bersewa dan bersubsidi yang nyaman; menjadi awalan yang sangat baik bagi semua pihak terkait dalam industri Pariwisata daerah.
Wisatawan akan mendapat fasilitas yang nyaman dalam berwisata. Perusahaan Bus merasa tenang karena parkir di tempat yang aman dengan biaya parkir standard. Tanpa pungutan parkir liar. Masyarakat pengelola UMKM mendapat fasilitas menjajakan produknya dan terus bersaing secara sehat untuk mendapat penjualan sebanyaknya. Sehingga terus berkemampuan membayar uang sewa kepada Pemerintah Daerah.
Dan semua ini menjadi salah satu titik sumber income Pemerintah Daerah Sumatra Barat. Ini baru dari satu titik point pengelolaan kawasan wisata. Pengelolaan lahan Parkir yang baik.
"Boat Station" Pelabuhan Perahu Kayu Bermesin