Lihat ke Halaman Asli

Dosen UNEJ Kenalkan Inovasi Teh Kantong dari Edible Flower di Desa Silo

Diperbarui: 29 November 2024   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama Tim Pelaksana, Mitra dan Peserta pengabdian (Dokumentasi Pribadi)

Dosen Universitas Jember (UNEJ) membawa inovasi baru ke Desa Silo dengan memperkenalkan produk teh kantong berbahan dasar bunga edibel (Edible Flower). Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan potensi pangan lokal sekaligus diversifikasi olahannya sebagai produk bernilai ekonomi. Program ini dilaksanakan melalui Program Dosen Mengabdi di Desa Asal (Prosendi Desa Asal), yang didukung oleh hibah internal Universitas Jember 2024. Tim pelaksana terdiri atas Ibu Kuswati dan Ibu Sulifah dari program studi Pendidikan biologi, dan Ibu Belgis dari Teknologi Hasil Pangan. Dalam kegiatan ini, mereka tidak hanya memperkenalkan bunga edibel sebagai potensi pangan lokal tetapi juga memberikan pelatihan praktis kepada  para siswa dan guru di lingkungan MA dan MTs Nuris Silo.

Desa Silo: Potensi Lokal yang Belum Dimaksimalkan

Desa Silo, terletak di Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, menjadi salah satu desa binaan UNEJ berdasarkan SK Rektor No. 4242/UN.25/KL/2022. Desa ini kaya akan komoditas agraria seperti kopi, pepaya, dan sengon. Salah satu sumber daya alam yang menarik di desa ini adalah Edible Flower (EF), bunga yang dapat dikonsumsi dan memiliki potensi komersil untuk menyediakan rasa, aroma, dan nutrisi.

Diversifikasi pangan berbasis bunga yaitu teh kantong menjadi fokus tim pengabdian. Teh kantong menjadi inovasi pemanfaatan bunga yang tersedia pada musim tertentu saja, serta aplikasi teknologi pengeringan dan pengemasan modern.

Workshop dan Praktik Langsung di Ponpes Nuris Silo

Kegiatan dimulai dengan workshop interaktif, yang terdiri dari ceramah dan diskusi. Materi yang disampaikan meliputi: 1) Konsep dasar Edible Flower dan jenis-jenisnya; 2) Potensi EF sebagai bahan pangan lokal; dan 3) Prosedur pengolahan bahan pangan berbasis EF.

Pada sesi ini antusiasme tinggi terlihat dari aktivitas peserta. Banyak di antara mereka baru menyadari bahwa bunga sudah menjadi bagian dari pangan harian, seperti brokoli, jantung pisang, kembang pepaya, dan turi. Selanjutnya, dikenalkan bunga lain seperti mawar, rosela, melati, sepatu, bougenvile, chamomile, marigold, dan telang.

"Saya baru tahu bunga seperti sepatu dan mawar bisa diolah menjadi teh. Proses pembuatannya ternyata mudah dan menyenangkan," ujar salah satu siswa MA Nuris Silo.

Untuk memastikan keamanan konsumsi, peserta juga diajarkan langkah-langkah dasar pemilihan bunga antara lain habitat bunga adalah lingkungan minim polusi, mencuci bersih, dan memulai dengan mencicipi dalam jumlah sedikit untuk menghindari alergi.

Kegiatan pemberian materi workshop (Dokumentasi Pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline