Lihat ke Halaman Asli

Mereformasi Naskah Khutbah Jumat

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jumat yang lalu saya berkesempatan sholat jumatan di sebuah masjid kampung pinggiran Garut. Saat khotib naik mimbar saya melihat sang khotib mengambil tulisan yang dilaminating dan digantung di samping mimbar. Ternyata, tulisan laminating itu yang dibacanya saat berkhutbah.

Selesai sholat saya tidak langsung pergi, mengejar pahala puasa yang lain yaitu tiduran (he...he..he). Jelas itu bukan perilaku yang suka dikerjakan jamaah masjid tersebut. Rata-rata jamaah disana langsung melakukan aktifitas seperti biasa di kebun atau sawah setelah jumatan. Melihat ada jamaah 'asing' di masjid seorang bapak menghampiri. Berbasa-basi menanyakan asal darimana, ada keperluan apa, dan sebagainya. Bukan sebuah interogasi, tapi hanya sedikit bincang-bincang ringan. Suatu hal yang lumrah terjadi di kampung saat ada orang asing.

Setelah sedikit lebih akrab, saya memberanikan diri bertanya tentang kertas yang dilaminating dan dibaca khotib.

"Ya begitulah, Cep! Setiap khotib pasti baca naskah khutbah yang dilaminating itu. Ada sich, Ajengan Apip yang gak pernah baca naskah kalau khutbah. Tapi beliau kan sibuk di kota, PNS di Depag" begitulah kata bapak tua tadi saat saya tanya.

"Banyak pa, naskah khutbah yang dilaminatingnya"

"Paling juga ada lima atau enam"

"Jadi selama ini, setiap jumat materi khutbahnya itu-itu saja"

"Iya..makanya dilaminating juga kan biar awet ga mudah sobek. Sekali-sekali ajengan Apip suka bawa naskah yang baru, tapi itu juga mungkin kalau beliau lagi inget"

Obrolan tersebut mengingatkan saya dengan kondisi yang sama di kampung. Tapi itu dulu saat saya masih SD-SMP, sekitar tahun 80-an. Alhamdulillah sekarang sudah tidak seperti itu lagi, setelah saya dan teman-teman me-reformasinya.

Waktu itu, seingat saya khotib selalu menyampaikan materi khutbah yang sama selama bertahun-tahun. Kertas naskah khutbah sering sudah terlihat sobek-sobek. Kalau sudah begitu, biasanya pengurus Masjid meminta kami memfotocopy-nya di kota kabupaten. Kebetulan kami sekolah di sana.

Khutbah Jumat seyogyianya berisi nasihat-nasihat takwa, dan nasihat lain yang berkenaan dengan ajaran Islam. Tapi, bagaimana kalau nasihat yang disampaikannya itu-itu saja. Tentu akan membosankan jamaah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline