Lihat ke Halaman Asli

Kuswanda

Pekerja Buku

Takbir Keliling selesai, Lebaran pun Diundur

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tepat saat imam sholat di Masjid Baiturahman mengucapkan salam pada tasyahud akhir sholat Isya, saya dan keluarga sampai di halaman rumah nenek kami pada Senin malam. Mudik, begitulah kira-kira saat itu. Saya kembali menginjakkan kaki di kampung tempat saya dibesarkan.

Setelah bersilaturahim dengan para tetangga, saya mengajak anal-anak menuju lapangan depan masjid karena dari sana terdengar hiruk pikuk anak-anak. Ternyata puluhan anak-anak telah berkumpul dengan oncor bambu ditangan. Mereka pun baris dengan tertib 3 berbanjar. Sebuah beduk dideretan paling depan didorong oleh empat orang anak pada sebuah roda. Seorang pemuda memberi komando pada peserta takbir keliling untuk mulai berjalan.

Bedug mulai ditabuh, takbir berkumandang riuh rendah. Dengan penuh keceriaan, anak-anak bertakbir sambil berkeliling kampung.

Entah siapa yang memulai, sejak empat tahun terakhir di kampung tempat saya dilahirkan tersebut selalu ada takbir keliling. Padahal pada saat saya kecil kebiasan tersebut tidak pernah ada.

Saat rombongan takbir keliling menjauh dan suaranya tak terdengar, saya mendatangi kang Apip disamping Masjid.

"Jadi gitu kang, besok lebaran" saya bertanya pada kang Apip salah seorang guru ngaji di Madrasah.

"Ah..kita mah kan biasanya juga sesuai kalender. Dikalender kan 1 Syawal teh besok Selasa" jawab kang Apip

"Tapi kan belum ada pengumuman resmi dari pemerintah?"

"Moal jauh ti kalender pengumumam pemerintah juga" kang Apip keukeuh

Beberapa saat kemudian, suara takbir anak-anak mulai terdengar kembali. Pertanda mereka sudah hampir sampai ke halaman masjid. Biasanya takbir keliling kedua dilakukan pertengahan malam.

"Ajengan....lebaran teh geuning ke Rebo....tuh ada beritanya di TV" tiba-tiba mang Sahri salah seorang muadzin hariweusweus ka Haji Kamal, imam masjid.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline