Lihat ke Halaman Asli

Training Parenting Series: "Kesederhanaan dari Pulau Bawean" (3-Tamat)

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pagi itu sebelum memulai aktivitas untuk menuju ke tempat acara pelatihan yang telah disiapkan panitia, seperti biasanya saya beserta 1 asisten trainer yang ikut bersama saya dijamu sarapan pagi oleh Pak Baharuddin di rumahnya. Pak Baharuddin adalah seorang tokoh/sesepuh untuk masyarakat Bawean. Kami-pun bertiga menikmati hidangan yang telah siap dengan beralaskan karpet, ada ikan, telor dan sayur. Semua menu yang terhidang kadang disiapkan oleh istri beliau dan kadang oleh beliau sendiri. Siapa yang masuk dapur lebih dahulu, maka dialah yang menyiapkan sarapannya, begitu kata Pak Baharuddin kepada saya.

Menurut saya, sosok Pak Baharuddin adalah sosok yang "Low Profile",dan sosok itu sekarang sudah sangat langka di negeri ini, bahkan sudah harus dilindungi dari "kepunahan". Banyak amanah yang dititipkan di pundak beliau, dianntaranya ketua yayasan SDIT AL-HUDA Sangkapura Bawean, Ketua STAIHA (Sekolah Tinggi Agama Islam) Hasan Al-Djufri, Pengurus NU, dll. Beliau betul betul menerapkan ilmu padi dalam kesehariannya, semakin berisi semakin menunduk. Jika kita sempat bertemu dengannya, sepintas beliau layaknya seperti orang biasa, tetapi setelah kita mengenalnya lebih jauh, barulah kita menyadari bahwa beliau bukanlah orang sembarangan.

Tengoklah realita saat ini ditengah tengah perkotaan, banyak masyarakat kita yang serba materi dan bergaya hidup mewah, yang terkadang dipaksakan untuk memenuhinya. Kemudian ditiru oleh generasi muda kita. Akhirnya cenderung bergaya hidup konsumtif, apalagi menjelang lebaran seperti ini. Mereka berlomba lomba memenuhi Mall dan pusat perbelanjaan untuk membeli apapun yang mereka suka, padahal belum tentu dibutuhkan. Sementara di tempat lain kita masih sering menyaksikan ada anak anak yatim/piatu, pengemis yang susah payah mencari sesuap nasi dan mereka tinggal di kolong jembatan, di pinggir rel kereta api, dll. Ada pemandangan yang kontradiktif, sebagian masyarakat kita ada yang kekeyangan, tapi ada juga yang kelaparan.

Hal ini bisa menimbulkan Kesenjangan Sosial. Tidak heran bila kemudian angka kriminalitas meningkat, yang menjadi sasaran tindak kriminal tentu saja masyarakat yang bergaya hidup "wah". Padahal sejatinya kita dituntut untuk peka dengan lingkungan di sekitar kita. Masih banyak saudara saudara kita yang hidupnya belum layak dan sangat membutuhkan pertolongan kita. Bersyukur kita diberi nikmat yang tak ternilai, syukuri nikmat itu dengan hidup bersahaja dalam kesederhanaan. Anak anak kita juga perlu dilatih hatinya untuk peka melihat lingkungannya. Dengan kesederhanaan, anak anak menjadi peka hatinya. Sederhana bukan berarti hidup dalam kemiskinan. Sedehana dalam arti memenuhi kebutuhan hidup sesuai kebutuhan.

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan kepada anak anak kita untuk berlatih kepekaan hidup sederhana, misalnya di Bulan Puasa ini. Kalu kita ingin merasakan tidak enaknya haus dan lapar seperti saudara saudara kita yang muskin, latihlah dengan berpuasa. Paling lama sampai adzan maghrib, setelah itu kita bisa makan dan minum. Tapi, bisa jadi saudara saudara kita yang miskin saat itu masih menahan lapar dan dahaganya karena memang belum ada yang bisa mereka peroleh sekadar hanya untuk mengganjal perutnya.

Dengan berlatih hidup sederhana, sekaligus melatih kepekaan, dari kepekaan timbul kepedulian untuk membantu sesama. Mau?

Salam,

Kusumo, Trainer Nasional Berjuta "Guru & Orang Tua (HP.085230129264)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline