Lihat ke Halaman Asli

Cerpen | Apa Susahnya Bilang Cinta?

Diperbarui: 6 Desember 2019   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Raja singa keluar dari ufuk timur pada saat dewi malam pergi menghilang, dengan secangkir kopi di atas meja untuk menumbuhkan imajinasi yang dulu pergi karena resah berkepanjangan, maka pada saat inilah butuh ketenangan akibat efek cinta yang tak terbalaskan.

Kebiasaanku, secarik kertas puisi dengan di temani secangkir kopi di atas meja untuk menyambut pagi dengan tubuh duduk di atas kursi, membayangkan suatu saat diriku mempunyai istri.

"Selamat pagi ayah" itulah kata-kata pagi yang selalu terngiang di kepala.

"Pagi juga mah. Seperti biasa secangkir kopi ya mah"

Setiap pagi bahagiaku hanya dengan imajinasi, bayangan yang ku ingin seharmonis ini, bahagia, senang, tersenyum, tapi bukan hari-hari pagi seperti sekarang, kayak orang gila.

Seketika diriku bangkit dari kursi untuk pergi menjalani lika liku kehidupan ini. Hidup dengan penuh rasa sakit, resah, dan gelisah dibarengi bahagia, damai, dan nikmat, semua itu tercampur lengkap di dalam cinta.

"druddddruddddruddd....."

Jam weker menunjukan angka 06:30 saatnya diriku bangkit dari rebahan, untuk pergi mencari sesuap nasi, untuk diriku dan masa depanku, tapi bukan itu yang ku takuti.

"Hallo Kevin... jam berapa sekarang?"

Itu bosku yang marahnya menakutkan kayak kunti, ya.. aku telat.

O...iya namaku Kevin, aku cowok melankolis, hujan adalah bahagiaku, sakit hati adalah makanan sehari-hariku, kau tahu kenapa? Karena Naura selalu menolakku, bentar, bosku marahnya belum selesai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline