Lihat ke Halaman Asli

Para Reformis PSSI, Jangan Pernah Berhenti..!!!!

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pasca NH lengser,  statusquo sangat cepat berganti kulit,  bermain di balik layar dan menyusup diam-diam,  berusaha menguasai PSSI kembali. Tapi bagaimanapun  mereka berkamuflase,  bermetamorfosis dan beralih rupa tetap tidak bisa meninggalkan ciri khasnya.  Ibarat kambing,  disemprot minyak wangi pun akan tetap tercium bau kambingnya.  Yaitu menghalalkan penggunaan APBD untuk menggulirkan kompetisi.  Kenapa kelompok ini begitu doyan menggerogoti APBD? jawabnya hehehehe...... menetek di APBD enak bro, tidak perlu pake modal,  cukup santai  di rumah sambil ngopi,  kompetisi sudah bisa diputar. Lalu bagaimana pembagian keuntungannya? tentu saja, PSSI dapat 100% dan klub hanya kebagian fee pertandingan, Klub juga tidak kebagian apa2 dari hak siar TV. Semuanya menjadi bagian dari PSSI/PT. Liga. Nyata klub hanya menjadi sapi perah, tidak heran kalau kemudian klub dengan penonton yang  bejibun pun akhirnya harus nunggak bayar gaji pemain.  Alasan yg lain,  tentu karena duit APBD untuk bola paling aman buat ditilep, karena pemerintah tidak berani mengaudit PSSI,  apapun bentuk auditnya akan dianggap sebagai intervensi yg ujung-ujungnya adalah suspend  dan suspend bagi gibol Indonesia lebih mengerikan dari kanker stadium 4.

Seandainya kongres PSSI pada tgl 20 mei kemaren tidak gagal karena ngototnya K78,  saya sangat yakin,  PSSI akan jatuh kembali  ke tangan kelompok ini.  Bila itu terjadi,  maka akan dimulai kembali penggerogotan terhadap APBD,  akan dimulai lagi pengkhianatan dan penzaliman terhadap kaum papa yg jelas lebih membutuhkan dana ini lewat program pembangunan dan kesejahteraan di pemerintah daerah masing-masing.  Bayangkan,  ratusan miliar pertahun duit APBD yg dipakai buat menggulirkan kompetisi, terbuang sia2 tanpa ada prestasi secuilpun. Alih-alih menuju pentas dunia untuk level regional saja kita babak belur.  meskipun  Tahun depan,  penggunaan APBD untuk sepakbola sudah tidak diperbolehkan lagi melalui permendagri no 1,  tapi siapa yg bisa menjamin pelaksanaannya akan mulus..karena kelompok ini selalu punya cara untuk mengakali pemerintah.

K78 yg dianggap perusak kongres, memalukan bangsa bahkan lebih "serem" lagi sebagai teroris sepakbola, tapi di sisi lain, terlepas dari motif di balik kengototan itu, K78 pantas diberi ucapan terima kasih.....ucapan terima kasih dari 30 juta rakyat Indonesia yg hidup di bawah garis kemiskinan yg bahkan selama ini tidak pernah tahu bahwa uang yg seharusnya merupakan hak mereka telah dipakai untuk hal lain  yang bukan pada tempatnya. Jika disuspendnya PSSi dianggap dapat mengorbankan kepentingan besar bangsa maka menyelamatkan APBD dari penggerogotan untuk kemudian digunakan sesuai dengan peruntukannya adalah demi kepentingan maha besar bangsa. Mereka, kaum papa itu, hanya bisa pasrah, namun kita tentu mengerti dan belum kehilangan nurani, berbuatlah,  walau hanya dengan tulisan bukan untuk mengubah dunia,  juga bukan untuk menjadi pahlawan kesiangan namun untuk membantu mereka agar dapat memperoleh haknya kembali....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline