Lihat ke Halaman Asli

Dangdut Erotis...Bahaya!

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya tertawa sendiri melihat tayangan local televisi Indonesia yang menampilkan atraksi dangdut heboh alatrio perempuanIndonesia. Cerdik juga sih, mengunakan nama hewan tertentu untuk menunjukkan gaya dangdut panggung merekayang “ganas” seronok dengan lirik-lirik yang “nyerempet” dantentu saja memancing hasrat kaum adam.Tapi trio-trio dangdut begini ternyata tidakcuma satu di Indonesia, ada belasan dan rata-rata mereka memang punya metode “berjualan” yang serupa.

Dangdut sebagai hiburan masyarakat kebanyakan saat ini mengalami mutasi gen, dimulai dari lagu-lagu melayu mendayu, kemudian diperkaya olehgendang India, dan kiniunsurepop dan rock juga mewarnai dunia perdangdutan di Indonesia sementara dari unsure goyangan, mungkin Inul lah yang pertama kali memberikan sensasi yang berbeda dari dangdut sebelumnya. Namun akhir-akhir ini, ada fenomena yang membuat miris perasaan saya.

Di pesisir utara pulau Jawa, maupun di beberapa tempat di Sumatera, muncul dangdut-dangdut yang lebih mempertontonkan erotisme daripada mempertunjukkan dangdut sebagai karya seni yang sopan dan memiliki etika. Keberadaan kelompok dangdut erotis ini sangatlah banyak, penyanyi wanita yang rata-rata cantik dan berbodi bagus, memang dipakai sebagai bahan jualan mereka. Tapi adakah korelasi antara lirik lagu, kemolekan tubuh dan goyangan yang sangat erotis dengan misi yang akan dicapai dari sebuah pertunjukan, kecuali uang dan uang. Seperti kita ketahui, bahwa pertunjukan dangdut erotis ini mewabah di pelosok pedesaan, yang disana tidak ada batasan usia dalam menontonnya.

Bisa dipastikan, kalau semua kalangan baik anak-anak, remaja dan yang tua akan mudah untuk menonton, toh tidak ada sensor yang melarang keberadaan mereka sebagai penonton.Saya hanya berpikir, apa yang ada di benak penonton anak-anak yang belum mengerti, dan penonton remaja yang sangat rentan jiwanya usai menonton pertunjukan semacam ini.Undang-undang pornografi mungkin masih terus digodok, dan masih terus menjadi perdebatandibalik kepentingan hak asasi manusia.Tapi satu hal yang menurut saya penting, janganlah mengorbankan jiwa-jiwa bersih dari generasi bangsa ini dengan sentilanpornografi yang masuk kedalam urat kehidupan masyarakat, termasuk dari musik dangdut erotis.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline