Lihat ke Halaman Asli

Jawaban Surat Terbuka Tasniem Fauzia Amien Rais

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tanggapan Terhadap Surat Terbuka Tasniem Fauzia Amien Rais

Yth : Tasniem Fauzia Amien Rais

http://politik.news.viva.co.id/news/read/516610-surat-terbuka-putri-amien-rais-untuk-joko-widodo

Berhubung surat anda disampaikan secara terbuka, maka siapa pun (termasuk saya) berhak untuk memberikan tanggapan.

Saya hanya menyampaikan jawaban yang diambil dari pernyataan Pak Jokowi yang disampaikan saat Debat Capres maupun yang ditulis media.

Pertama, surat  terbuka anda sangat tendensius, mengarah hanya kepada Pak Jokowi, sementara anda mengatasnamakan “anak bangsa” yang seharusnya netral. Kalaupun membuat surat terbuka, tujukan kepada kedua capres. Anda lebih tepat jika menyebut diri anda sebagai “Pendukung Prabowo”.

Kedua, tentang Pak Jokowi meninggalkan jabatan Gubernur DKI

Rupanya anda hanya memiliki informasi sepotong. Silakan simak Sumpah Jabatan yang diucapkan Pak Jokowi saat pelantikan. ini linknya : http://www.youtube.com/watch?v=WvK6Cye6r44

Di situ Pak Jokowi tidak bersumpah untuk bekerja sampai jabatannya beres, tetapi bersumpah akan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan mengabdi kepada masyarakat Jakarta.

Pertanyaan ini tidak konsisten, mengapa saat Pak Jokowi meninggalkan jabatan Walikota Solo Periode kedua kemudian ikut Pilgub DKI, tidak dipertanyakan, apa karena waktu itu Gerindra (partainya Pak Prabowo) sangat berperan ?. Selain iu banyak penyelenggara yang meninggalkan jabatannya untuk ikut seleksi jabatan lain, seperti Teras Narang dan Ganjar Pranowo (keduanya anggota DPR), atau Alex Noerdin yang ikut Pilgub DKI padahal masih menjabat Gubernur Sumatera Barat.

Ikutnya Pak Jokowi dalam kompetisi Capres, lebih disebabkan desakan masyarakat, kemudian diakomodasi oleh PDIP. Sementara niat Pak Jokowi lebih didasari pengalamannya bahwa mengatasi persoalan Jakarta, sering terhambat kewenangan pemerintahan pusat, juga niat untuk memperbaiki keadaan Indonesia.

Ketiga, tentang apalah mampu memimpin Indonesia. Jika dijawab “mampu” itu namanya takabur. Soal mampu atau tidak, kenyataan nanti dan masyarakat yang menilai. Siapa pun yang maju menjadi Capres, berawal dari niat untuk memperbaiki keadaan. Semangat yang kuat, ketulusan dan dukungan masyarakatlah yang akan memberikan kekuatan untuk mampu memimpin negara.

Keempat, tentang pengaruh Megawati. Apakah anda pernah melihat Ibu Megawati mempengaruhi Pak Jokowi selama memimpin Kota Solo dua periode ?. Apakah anda melihat intervensi beliau kepada Pak Jokowi selama menjadi Gubernur DKI ?. Pengaruh Ibu Megawati adalah wajar karena Pak Jokowi bukan pimpinan PDIP. Kalau Pak Jokowi datang dari Partai Hanura, pasti akan dipengaruhi Pak Wiranto.

Siapa pun kader partai adalah petugas partai yag harus tunduk kepada partai terkait, posisinya sebagai kader partai. Setelah dia menjabat, kepatuhannya berganti kepada undang-undang dan amanat rakyat.

Kelima, tentang dana untuk pelksanaan program. Jika anda menyimak ucapan Pak Jokowi saat Debat Capres III. Anda seharusnya sudah tahu dari mana dana itu berasal, yaitu (1) peningkatan pendapatan dari sektor-sektor yang selama ini tidak masuk kas negara, al : illegal logging, illegal fishing, royalti minerba, rendahnya penerimaan pajak (2) mengurangi penyalahgunaan dan efisiensi anggaran dengan membangun sistem berbasis teknologi informasi.

Tidak seperti Pak Prabowo yang bilang bocor Rp 1.000 T/tahun, sementara APBN sebesar Rp 1.870 T dan tidak ada solusi bagaimana mengatasi kebocoran itu.

Keenam, tentang kontrak karya. Pada Debat Capres III sudah dijawab. Pak Jokowi bilang, kontrak yang masih berlaku, tetap berlaku karena sudah merupakan keputusan presiden sebelumnya dan menjaga martabat bangsa jangan sampai dinilai negara ingkat janji. Namun jika merugikan akan dikalkulasi ulang. Tetapi untuk kontrak karya yang akan habis masa berlakunya, akan direnegosiasi. Apa kurang jelas.

Ketujuh, soal ketahanan negara. Pal Jokowi menjelaskan, akan ditempuh jalur diplomasi. Kemudian Mahkamah Internasional. Namun jika tak ada penyelesaian “akan diramaikan”. Apa itu kurag tegas dan berani.

Kedelapan, tentang majalah Fortune dan sanjungan Amerika. Perlu anda ketahui, majalah Fortune tak ada hubungannya dengan Amerika. Fortune berikan penghargaan kepada Pak Jokowi sebagai salah satu dari 50 tokoh terbaik dunia. Berkat keberhasilannya memimpin Kota Solo.

Sebagai perbandingan, Pak Jokowi berani menolak bantuan dari JICA Jepang karena memberatkan Pemda DKI, akhirnya direnegosiasi dari periode lima tahun menjadi dua tahun, dan mengurangi peran Jepang dalam pengurangan tenaga ahli dari Jepang.

Kesembilan, soal Pernyataan Bung Karno, untuk memilih pemimpin yang dibenci asing. Itu sudah tidak relevan. Indonesia perlu bersahabat dengan setiap negara.

kesepuluh, soal blusukan, Itu adalah cara untuk mengetahui aspirasi rakyat, dalam membuat keputusan dan pengawasan. Soal dikerubuti wartawan. Apakah anda pernah mendengar Pak Jokowi mengajak wartawan untuk mengikuti blusukannya ?. Wartawan sendiri yang melihat blusukannya Pak Jokowi adalah “good news”. Cara blusukannya ini sudah dilakukan sejak Pak Jokowi mempimpin Kota Solo pada periode pertama dan terus berlanjut hingga kini dan banyak dilakuan Pimpinan daerah lainnya.

Dari blusukannya di Indramayu, Pak Jokowi mengetahui bahwa mereka butuh suplai solar, perizinan yang sulit, banyaknya pungli. Dari blusukan di Cilacap, diketahui petani butuh pupuk murah. dsb dsb

Kesebelas, tentang akan diramaikan. Sudah pasti setiap pemimpin akan berani mengorbankan nyawanya untuk tanah tumpah darahnya. Gugur di medan perang adalah kehormatan tertinggi.

Pak Prabowo berkali-kali sedia berkorban nyawa untuk negara ?. Kapan ?. Sewaktu Pak Prabowo di Timor Timur. Saya dengar sendiri dari kakak ipar saya (alm) yang pernah tempur di Tim-Tim.  Pak Prabowo memimpin pasukannya dari garis komado. Turun ke medan, jika anak buahnya telah selesai beroperasi. Selain itu ada pasukan pelindung khusus, karena Pak Prabowo adalah menantu mantan Presiden Soeharto.

Sewktu menjadi Danjen Kopasus, Pangkostrad, atau Panglima Kodiklat ?. Pangkat Pak Prabowo sudah jenderal, tak mungkin turun langsung berhadapan dengan musuh. Juga semua jabatan itu bukan jabatan teritorial yang langsung bersinggungan dengan persoalan keamanan dan pertahanan.

Saran saya :

1. Anda sebagai seorang intelektual hendaknya peroleh dulu informasinya secara lengkap dan obyektif sebelum bertanya atau menanggapi

2. Firman Allah “Jangan sampaii kebencian sesorang menjadikan dirimu tidak adil”

Pertanyaan titipan untuk Ayahanda, Bapak Amien Rais : beliau pernah berjanji akan berjalan kaki dari Jogja ke Jakarta jika ada bukti kliping koran yang menyatakan bahwa Pak Amien Rais pernah menyatakan akan memahmilkan Pak Prabowo. Sekarang kliping koran itu (Harian Kompas) sudah banyak beredar. Mana janjinya Bapak Amien Rais.

Tangsel,    28 Juni 2014

Hormat saya,

Asep Kusumah

Jaringan Wirausahawan Sampah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline