Lihat ke Halaman Asli

Eni Kus

wiraswasta

Teror, Konservatisme dan Indonesia

Diperbarui: 23 Desember 2023   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CNN INDONESIA

Aksi-aksi teror dan radikal di Indonesia sesungguhnya berbasis pandangan-pandangan intoleran. Pandangan intoleran ini seringkali berbasis fanatisme. Fanatisme, seringkali berbasis ajaran agama yang konservatif.

Pandangan agama konservatif sering berkembang pada lingkungan yang homogen, sehingga dia tidak punya pembanding sehingga umatnya juga tidak punya kemampuan untuk mengenal keragaman. Karena itulah pandangan agama yang bersifat konservatif punya keterbatasan untuk melihat dari sudut lain tentang sesuatu. Dengan begitu dia juga punya keterbatasan untuk menghargai perbedaan.

Dalam dua dekade ini kita kita bisa melihat pandnagan konservatif berkembang dengan subur secara global. Ini dipermudah dengan pern digital, sehingga penyebarannya bordeless, tidak ada batas negara atau wilayah bahkan tak ada batasan warna kulit. Afektif dan kemudian ikut dalam peperangan ISIS di Suriah menunjukkan bahwa kampanye kaum radikal sangat massif dan mempengaruhi banyak umat muslim di seluruh dunia.  Rasa ingin ikut itu seringkali didasari oleh sikap konservatif seseorang tentang agama.

Di Indonesia sendiri ajaran agama yang dianut kaum konservatif biasanya terakumulasi pada gerakan-gerakan sebelumnya yang menginginkan negara yang berdasarkan syariat islam. Antara lain Darul Islam yang sudah memberi inspirasi itu sejak tahun 1930-an sampai pada organisasi massa Jamaah Islamiyah yang berdiri tahun 1970-an dan kemudian menginspirasi banyak orang untuk menginginkan negara ini berlandaskan syariat agama.

Untuk mewujudkannya cita-cita itu biasanya mereka melakukan dengan segala cara yang mengarah pada radikal. Misalnya menyerang pusat-pusat keramaian orang asing, rumah ibadah pihak lain dan lain sebagainya. Kita tidak bisa mengingkari bahwa banyak sekali ancaman bom menjelang Natal, lalu aksi mereka mengebom gereja-gereja dan beberapa tempat lainnya. Sehingga kita bisa saksikan ada bom natal di Jakarta dan beberapa daerah, lalu ada bom bali yang menyasar warga asing yang bagi mereka digolongkan sebagai kaum kafir.

Dari hal ini kita bisa sadar bahwa hasrat tegaknya negara Islam di Indonesia , bisa digolongkan sebagai tindakan destruktif  dan bukan konsep ideAl bagi banyak pihak di negara kita. Karena  ini bertentangan dengan prinsip dalam membangun negara Darussalam. Yaitu sebuah negeri dengan segala keselamatan, kedamaian, kenyamanan dan keamanan.

*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline