Lihat ke Halaman Asli

Eni Kus

wiraswasta

Jangan Mengglorifikasi Aksi Radikal

Diperbarui: 5 November 2022   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompastv

Baru-baru ini kita dikejutkan dengan aksi seorang wanita muda yang mencoba menerobos istana demi bertemu kepala negara. Dia ingin bilang kepada presiden bahwa dasar negara kita salah. Menurutnya, sebaiknya dasar negara kita berdasar syariat Islam dan bukan Pancasila.

Aksi wanita muda itu mirip dengan aksi seorang wanita muda yang tewas ditembak ketika mengancam aparatdengan senjata berjenis soft airgun di Mabes Polri beberapa tahun lalu. Dalam surat wasiat yang dibuatnya dan ditujukan kepada keluarganya dia berpesan hal-hal yang nyaris senada dengan wanita di istaa itu.

Kita juga ingat kejadian bom Surabaya dimana satu keluarga yang menjadi pelaku bom bunuh diri atas tiga gereja yang mereka ledakkan secara serempak. Keluarga itu membagi diri menjadi tiga kelompok dan masing-masing kelompok kecil itu meledakkan satu gereja yaitu gereja Pantekosta dan Surabaya Barat, sebuah gereja protestan di Suabaya Pusat dan sebuah gereja Katolik di wilayah Ngagel.

Beberapa pihak yang punya aliran faham sama dengan mereka mungkin bersorak melihat aksi-aksi mereka yang mereka anggap berhasil dan menjadi perhatian public. Kaum itu mungkin beranggapan bahwa tindakan mereka susah sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai agama. Glorifikasi semacam ini adalah sikap yang keliru.

Bila kita merujuk pada para ulama moderat yang berpuluh tahun mendalami agama, tentu saja hal itu tidak mereka benarkan. Bom Bali pertama yang menurut saya sangat fenomenal dan menyasar kaum kafir dalam hal ini turis asing adalah hal sangat salah. Sekitar 200 korban terdapat juga saudara mereka yang muslim yang kebetulan melintas atau bekerja di dekat situ. Sehingga aksi radikal yang mengatas namakan agama dan juga memakan banyak korban adalah mencederai agama itu sendiri.

Karena itu kita harus selalu bisa menyaring ajaran agama yang memang sejalan denan nilai-nilai agama itu. Saya yakin wanita penerobos istana itu mendapat ajaran keliru soal agama. Lalu dia mencernanya sendii kemudian berbuat seperti hal yang kita saksikan itu.

Keluarga pengebom tiga gereja di Surabaya juga punya pandangan sama. Mereka mendapat pengajaran yang salah soal agama dan kemudian mengajarkan yang salah pula kepada istri dan anak mereka. Inilah yang patut kita waspadai.

Agama adalah karunia yang baik dan membuat hidup kita damai, bukan sebaliknya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline