Ahad, 5 April 2015
Gambar aqlislamiccenter.com
Saya ingin berbagi sedikit dari ilmu yang saya peroleh hari ini dari Ustad Salim A Filah pada acara Launching Kajian Pelajar Ikadi yang bekerjasama dengan Iqra Club Kota Kediri. Saya sangat tertarik ketika ada salah seorang peserta yang bertanya tentang pengalaman Ustad Salim A Filah ketika mengunjungi Palestina. Beliau bercerita sedikit tentang kondisi di Palestina saat beliau berkunjung.
Salah satunya adalah beliau mengatakan ketika kita akan mengikuti paket Umroh yang Plus Masjidil Aqsa jangan di ambil dulu, karena beliau mendapat info beberapa ulama dunia. Karena hal itu sangat menguntungkan bagi pihak Israel, karena ketika kita memasuki wilayah Jalur Gaza dan Masjid Al Aqsa paspor dan data kita akan masuk di Israel. Kita akan diperiksa layaknya tahanan sidik jari tangan di ambil dan foto retina mata kita. Dan kita tidak pernah bisa bayangkan jika data kita masuk di Israel, setiap aktivitas kita akan diketahui.
Ada cerita menarik tentang anak-anak Palestina. Jangan di kira di Palestian tidak ada trak trak an motor atau balapan motor. Tapi sungguh luar biasa bedanya dengan balapan motor yang ada di Indonesia. Ketika mereka balapan motor dan ketemu seorang Syeh mereka langsung menghentikan motor dan mencium tangan Syeh tersebut, kemudian mereka akan menyetor Hafalan Quran mereka.
Ketika di Rumah Sakit Palestina, sebelum pasien di periksa mereka akanya menyetor Hafalan Quran mereka. Karena Quran akan mempercepat proses penyembuhan pasien. Di Palestina banyak tempat-tempat atau Rumah Tafidz. Tidak hanya di pondokan tapi di rumah-rumah juga banyak. Ada waktu-waktu khusuuntuk menghafal Quran. Habis Shubuh untuk bapak-bapak., habis Ashar untuk remaja perempuan dan Ibu-ibu, habis Magrib untuk anak-anak dan remaja laki-laki.
Kerennya lagi di Pusat pembelanjaan atau Mall juga ada tempat-tempat Hafalan Quran. Dari pada bapak-bapak bengong nunggu para istri belanja, bapak-bapak bisa setor Hafalan Quran juga. Di Palestian juga ada buletin Remaja. Mereka akan menulis layaknya cover boy dan cover girl untuk yang Hafidz Quran. Tapi tulisan tersebut akan di terbitkan ketika mereka sudah Meninggalatau Syahid. Mereka akan bangga ketika memiliki keluarga yang telah telah Syahid.
Sungguh Luar biasa Palestina karena menjadikan Al Quran dalam setiap lini kehidupannya. Dalam kondisi yang tegang dan tidak aman mereka bisa menghafal Al Quran dengan begitu semangatnya. Beda dengan kondisi kita yang serba lapang dan mudah untuk beribadah, membaca Al Quran saja mungkin jarang. Semoga kita bisa menjadikan Al Quran dalam setiap nafas kehidupan kita dan semoga kita bisa mendapatkan Rahmat dari Allah untuk dunia Akhirat kita. Semangat menghafal Al Quran meski sedikit tapi kita tetap harus ada usaha untuk menghafal (menyemangati diri)
Gambar khazanah.republika.co.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H