Ada yang menarik satu bulan menjelang menjelang pelaksanaan Kongres ke XXI Ikatan Apoteker Indonesia yang akan digelar di Kota Lampung pada tanggal 28 – 30 Juni 2022 yang salah satu agendanya adalah melakukan pemilihan ketua baru . Resistensi penolakan terhadap aturan yang dibuat untuk memuluskan petahana kembali menjabat untuk 3 periode terus bergulir. Alih – alih mendapat dukungan justru aturan yang sudah dibukukan dalam anggaran dasar Ikatan Apoteker Indonesia ini pun terus menuai kecaman. Masyarakat Apoteker Indonesia sepertinya sudah cukup puas merasakan bagaimana kepemimpinan yang coba terus digenggam oleh petahana selama ini. Jika ditanyakan apa hasil positif di 2 periode ini tentu saja beragam jawaban akan didapat dan tanpa mengecualikan hal – hal lain yang berada diluar hal yang positif sebagai pimpinan pengurus organisasi dengan massa yang besar tentu saja petahana pun memiliki kekurangan. Isu – isu yang dianggap menjadi masalah kekurangan petahana selama memimpin 2 periode ini tentu saja terus dimanfaatkan oleh kubu yang juga akan menempatkan jagoannya dalam perhelatan akbar Apoteker se Indonesia di Lampung nanti. Dari semua isu yang ada sangat terlihat jelas bahwa soal keberadaan Undang – Undang tentang kefarmasian menjadi hal yang utama dan terus dikampanyekan oleh kubu yang menganggap kelompoknya paling hebat dalam membuat Undang – Undang yang nantinya akan mengikat Apoteker di Indonesia. Satu hal lain yang membuat masyarakat Apoteker Indonesia menjadi tersenyum juga adalah upaya mengangkat isu keuangan di organisasi Ikatan Apoteker Indonesia yang konon selama ini dianggap tidak transparan. Kegiatan di Lampung nanti yang tentunya akan menyedot perhatian besar Apoteker se Indonesia pun tidak terlepas dari upaya kubu pendatang yang kerap memamerkan bermacam kegiatan dukungan kepada calonnya dimedia sosial. Bermacam organisasi yang terkait dengan farmasi, seperti kampus yang memiliki fakultas farmasi sampai dengan oranisasi aluminya seakan tersihir ikut menyuarakan dukungannnya terhadap kubu pendatang. hal ini cukup menarik dan diluar kebiasaan selama ini.
Mengingat kepada peristiwa muktamar organisasi sebelah yang akhirnya melahirkan organisasi profesi yang baru, Kongres Apoteker kali ini pun dikhawatirkan akan dapat memicu munculnya organisasi lain yang serupa dengan Ikatan Dokter Indonesia bila saja dalam pelaksanaan pemilihan ketua nanti menjadi tidak terkendali. Petaha, Bpk. Nurul Falah Eddy Pariang jelas memiliki kekuatan massa yang mumpuni untuk mendulang suara, namun calon yang digadang – gadang oleh kubu pendatang pun yakni Bpk. Mufti Djusnir cukup populer di Indonesia. Dengan kekuatan massa dan kepopuleran yang sangat baik, beliau berdua yang merupakan elit tokoh Apoteker di Indonesia tentu bisa membuat “hal lain” setelah Kongres berakhir nanti.
Ditengah kecemasan akan lahirnya “hal lain” setelah kongres, tentu semua Apoteker tetap ingin bersatu dalam wadah tunggal organisasi walau keberadaan “hal lain” gampang saja terbentuk karena dimungkinkan oleh Undang – Undang. Apoteker se Indonesia bisa saja kemudian bergegas untuk menampilkan sosok lain diluar kedua calon diatas. Ini harus segera dilakukan mengingat kedua kubu yang kini ada jelas berpotensi menimbulkan perpecahan dikesatuan organisasi Apoteker. Itu terlihat bagaimana sebenarnya kedua kubu saling ejek dan saling merendahkan atas upaya satu dan lainnya saat mengajukan Draft Rancangan Undang – Undang yang akan mengatur kehidupan masyarakat farmasi Indonesia kedepan. Sosok Ketua Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia DKI Jakarta Bpk. apt. Drs. Muhamad Yamin, M. Farm bisa saja dikedepankan untuk menjabat menggantikan petahana secara aklamasi jika kedua calon ketua yang sudah ada mau berbesar hati menurunkan ego nya. Yamin bukan ketua abal – abal, ditangan beliau PD IAI DKI Jakarta berhasil memiliki kantor sendiri. Lebih dari itu Yamin pun sebenarnya cukup populer, semasa kuliah beliau sempat didaulat menjadi SekJen ISMAFARSI dan saat ini untuk tingkat nasional peran PD IAI Jakarta ditingkat Kordinator Wilayah (korwil) peran Yamin tidak terbantahkan, bahkan Jakarta yang dipimpin Yamin dalam beberapa hal kerap menjadi barometer kegiatan bagi Pengurus Daerah lainnya. Dengan bergudang – gudang pengalaman berorgansasi yang dimiliki oleh Bpk. apt. Drs. Muhamad Yamin, M. Farm rasanya boleh lah semua Apoteker yang memiliki hak pilih dalam Kongres Lampung nanti bersama – sama mengajukan sekaligus mengususlkan Ketua PD IAI DKI jakarta untuk meneruskan kepemimpinan petahana. Yamin bersih dan sosok berintegritas yang mampu diandalkan selain juga mau bekerja untuk organisasinya. Yamin juga tidak ambisius. Kini Apoteker harus terus mencerna bagaimana fenomena persaingan yang keras dari kedua calon yang ada yang bisa dilihat dari postingan mereka dimedia sosial, tidak ada yang mengharamkan akan hal itu tetapi tradisi pemilihan ketua Apoteker Indonesia tidak seperti itu, Yamin tentu bisa menjadi solusi perekat bagi terpisahnya Apoteker yang kini berada dimasing – masing kubu. Untuk itulah jalan tengah untuk merawat kebersamaan Apoteker kedepan adalah dengan mengusung, mencalonkan dan memilih sosok pribadi yang tidak akan menimbulkan perpecahan diorganisasi Apoteker Indonesia. Siapa lagi kalo bukan Ketua PD IAI DKI Jakarta Bpk. apt. Drs. Muhamad Yamin, M. Farm, syukur bila terjadi aklamasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H