Lihat ke Halaman Asli

Kusno Haryanto

Apoteker yang Merdeka

Setelah "G30S/PKI" Kini Mestinya Film "Hotel Mumbai" Wajib Ditonton

Diperbarui: 30 September 2019   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: imdb.com/bleecker street

 

Hari ini pada tahun 1965 tentu  saja bangsa Indonesia selalu mengingat peristiwa kelabu awal mula tersingkirnya orde lama dan digantikan orde baru yang akhirnya selama 32 tahun  berkuasa di negeri ini. Benar hari ini selalu dikenang sebagai hari Pemberontakan G30S PKI, dimana G merupakan singkatan dari gerakan, 30 adalah angka yang menunjukan taggal, huruf S dilambangkan sebagai bulan September dan huruf  PKI yang diidentikan dengan Partai Komunis Indonesia.

Peristiwa kelabu saat itu digambarkan dalam sebuah film sebagai perilaku kejam dari orang -- orang yang berseragam tentara dan menculik banyak Jendral yang kemudia dibawa kesuati tempat yang bernama Lubang Buaya didaerah sekitaran Bandar  Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Kekejaman dalam film itu disebut -- sebut sebagai peristiwa yang nyata dialami para Pahlawan Revolusi sebelum menemui ajalnya.

Film G30SPKI yang menceritakan tentang rangkaian percobaan perebutan kekuasaan yang dijalani dengan prilaku kejam dan tidak berprikemanusiaan itu pada jaman orde baru merupakan sebuah film yang wajib ditonton oleh semua tingkatan pelajar dengan tujuan agar masyarakat dan generasi muda terus mengingat bahwa negeri ini pernah mengalami kejadian mengerikan dengan korban yang sangat banyak setelah pembersihan orang -- orang yang diduga terlibat dengan Partai Komunis Indonesia yang dituduh bertanggung jawab oleh pemerintah orde baru. Walau kini isu tentang kebangkitan PKI masih terus dihembuskan oleh kelompok -- kelompok itu saja tapi sebenarnya pembuktian bahwa PKI bangkit tidak pernah ada yang bisa membuktikan termasuk kelompok yang sering menyebarkan tentang kebangkitan PKI.

Sumber dokumen pribadi (screenshoot)

Tak terasa semenjak peristiwa bon Bali isu radikalisme terus menghembus dinegeri ini. Begitu banyak bom -- bom yang diledakan dikota besar maupun kecil diseantero Indonesia baik yang dilakukan secara perorangan, kelompok maupun keluarga. Begitu juga penyerangan terhadap fasilitas milik keamanan negara, tidak satu dua kantor Polisi dan bahkan anggota Polisi sendiri yang diserang oleh orang -- orang yang berpaham radikal.

Kejadian -- kejadian yang cukup sering ini tentu saja membuat semua orang yang waras menjadi was -- was kapan dirinya akan menjadi korban dari kaum radikal ini. Apalagi dalam 3 hari ini pihak kepolisisan berhasil mengamankan seorang pria yang berprofesi sebagai dosen dari Institut Pertanian Bogor yang merupakan perguruan tinggi top di Indonesia. Tak tanggung -- tanggung dosen ini disebut meracik bom untuk digunakan sebagai sumber huru hara untuk daerah Grogol sampai Roxi. Pengakuan dari orang dekatnya modus dari sang dosen ini mirip seperti orang dalam film Hotel Mumbai yang memerintahkan 10 pemuda untuk melakukan serangan dibeberapa fasilitas umum kota Mumbai.

Sumber dokumen pribadi (screenshoot)

Film Hotel Mumbai memang menceritakan secara detail bagaimana 10 pemuda yang berangkat dengan sebuah boat dan mendarat di Mumbai kemudian melakukan serangan berupa tembakan membabi buta kepada siapa saja yang ditemuinya mulai dari stasion kereta api, sebuah caf dan hotel Taj Mahal yang semuanya berada di kota Mumbai. Film ini juga menceritakan bagaimana kesepuluh pemuda itu selama dalam perjalanan menggunakan boat terus didoktrinasi, disemangati dan diarahkan lewat telepon seluler oleh seseorang untuk melakukan serangan pembunuhan atas dasar sebuah agama. Mengingat begitu dingin dan kejamnya para pelaku yang melakukan penembakan yang brutal sehingga mengakibatkan banyak korban tewas tentu saja ini menjadi keprihatinan semua pihak.

Film yang didasarkan pada kisah nyata ini singkatnya menceritakan 10 pemuda yang telah diindoktinasi dan kemudian patuh menjalani perintah yang datang dari seseorang untuk melakukan serangan terhadap mereka yang berbeda. Kedua film diatas yakni Pemberontakan G30SPKI dan Hotel Mumbai tentu saja mempunyai tujuan yang sama mengapa film ini dibuat, yakni untuk mengajarkan masyarakat bahwa cara -- cara kekerasan apalagi sampai berujung kepada pembunuhan adalah cara yang tidak dibenarkan.

Untuk itu setelah kini gerakan Komunis tidak ada lagi dan justru gerakan radikalisme yang terus berkembang di negeri ini ada baiknya film Hotel Mumbai dijadikan film wajib yang harus ditonton agar masyarakat sepakat dan tersadarkan bahwa gerakan radikalisme tidak usah diikuti. Otak yang waras pasti bisa mengkaitkan film Hotel Mumbai dengan radikalisme yang terus berkembang di sini.             




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline