Sampai hari ini tidak terbantahkan bahwa profesi apoteker belumlah sangat familiar dimasyarakat bila dibandingkan dengan profesi lainnya semisal Insinyur, Jaksa, Hakim, Dokter dan lain -- lain. Entah mengapa ketidakpopuleran profesi Apoteker ini seakan terus terawat dengan baik di masyarakat padahal berkali -- kali sering kita jumpai diberbagai media sosial seperti facebook, instangram dan sejenisnya banyak sekali Apoteker yang memposting tentang kehebatan diri dan profesinya sendiri.
Entah mereka itu bertujuan untuk menghibur dirinya atau memang benar -- benar profesi Apoteker itu hebat belumlah diketahui kejelasannya. Apoteker yang rutinitasnya bekerja di sebuah apotek, baik itu apotek yang ada dirumah sakit ataupun apotek -- apotek yang ada dipinggir jalan atau pertokoan tentu bukanlah sosok pribadi yang dapat dibanggakan atau dikatakan hebat karena memang dari semenjak dahulu pekerjaan dari seorang Apoteker di apotek dari hari ke hari tidak berubah hanya itu dan itu saja.
Berbeda dengan Apoteker yang mempunyai usaha sendiri, Apoteker seperti ini bekerja dari hari ke hari dengan semangat tinggi untuk mengembangkan apa yang sudah menjadi tujuannya yakni sebagai Apoteker pengusaha. Pekerjaaan seorang Apoteker pengusaha tidak lagi berkaitan dengan resep dan mortar tetapi lebih sangat variatif dari itu.
Mereka merancang, merencanakan, menjalankan dan terus menerus mengevaluasi pekerjaannya dengan semangat tinggi untuk keberhasilannya menjadi Apoteker pengusaha. Berbicara tentang kehebatan Apoteker sebagai pribadi tentu saja banyak sekali Apoteker yang sesungguhnya mampu membuat kita tercengang akan pencapaiannya dalam dunia bisnis yang mereka rintis dan jalani hingga kini.
Didunia per kosmetik an tentunya boleh disimpulkan banyak sekali wanita yang sudah mengenal kosmetik ber merk WARDAH dan atau merk EnvyMe, namun ternyata banyak sekali pengguna dari kedua merk kosmetik itu yang umumnya wanita tidak atau belum mengetahui siapa pemilik dan pencipta kedua merk kosmetik terkenal ini. Begitu juga dengan apotek Griya Farma yang ternyata juga pemilik dan yang membesarkan apotek ini adalah seorang Apoteker. Berikut 3 Srikandi Apoteker Indonesia ini.
Nurhayati Subakat, inilah Apoteker wanita yang menjadi pendiri dan sekaligus pemilik WARDAH, sebuah merk kosmetik yang sangat familiar dikalangan remaja wanita. Wanita inilah yang menduduki jabatan sebagai CEO dari PT. Paragon Technology and Innovation yang merupakan perusahaan yang mengelola semua produk -- produk yang bermerk WARDAH.
Apoteker pengusaha yang pernah merasakan sekolah di Pondok Pesantren Diniyyah putri ini disebut -- sebut memiliki otak yang cerdas sehingga tidaklah sulit bagi beliau untuk mengambil jurusan Farmasi dan profesi Apotekernya di Institut Teknologi Bandung ( ITB ). Sempat mencicipi menjadi buruh diperusahaan farmasi, Nurhayati Subakat akhirnya memulai memproduksi shampo sendiri sebagai industri rumahan yang kemudian hari berkembang dan terus meningkat menjadi berbagai produk kosmetik lainnya.
Sempat mengalami jatuh bangun hingga mengalami peristiwa terbakarnya tempat produksi miliknya tetapi tidak membuat dirinya berputus asa dan sampai akhirnya pada tahun 1995 berhasil mengeluarkan bermacam kosmetik yang ditujukan kepada muslimah dengan merk WARDAH. Hingga kini WARDAH sepertinya terus menjadi pilihan bagi para wanita muslim dan juga non muslim dalam memenuhi kebutuhan kosmetiknya. Jika kita berkunjung keberbagai mall besar tentu sudah dapat dipastikan disana pasti ada counter atau toko kosmetik bermerk WARDAH yang mana merk itu merupakan milik seorang Apoteker. Luar biasa pencapaian bisnis Apoteker ini.
Diana Anggraini. sarjana farmasi yang juga Apoteker dari Universitas Padjajaran ini memulai bisnisnya pada akhir tahun 2011. Berawal dari keyakinannya yang kuat bahwa pangsa pasar kosmetik di Indonesia sangatlah besar dan lebih menjanjikan bila dibandingkan dengan hanya menjalani profesi Apoteker diklinik, lalu Diana dengan segala kelebihan dan kecerdasannya lebih memilih meninggalkan pekerjaaannya disebuah perusahaan kosmetik untuk fokus membangun usahanya sendiri yang juga memproduksi kosmetik.
Dengan latar belakang pendidikan farmasi dan Apoteker yang dimiliki Diana tentunya mempunyai banyak pengetahuan tentang bagaimana menciptakan suatu formula yang nantinya akan dijadikan sebagai kosmetik. Selain kecerdasan yang dimiliki, yang turut menunjang semangat dan ketrampilan Diana dalam membuat formula kosmetik dan lalu memasarkannya tentulah pengalaman Diana sebagai Apoteker penanggung jawab pada divisi riset dan pengembangan produk disalah satu perusahaan kosmetik yang ada dikota Bandung. Walau hanya 3,5 tahun menduduki posisi diperusahaan kosmetik itu tetapi Diana benar -- benar memaksimalkan waktunya untuk mempelajari segala hal yang berkaitan dengan produksi kosmetik dan lalu menerapkannya diperusahaan yang dia dirikan dikemudian hari nanti.
EnvyMe, yang diartikan sebagai "iri kepadaku" dijadikan merk dagang kosmetik yang diproduksi oleh Diana dibawah CV Kosmetika Sari Adikarya. Saat ini pencapaian Diana dengan produk EnviMe nya sungguh luar biasa. EnvyMe saat ini berkembang lebih pesat dari perkiraan awal Diana. Dengan melakukan promosi secara online omzet penjualan produk -- produk EnvyMe terus meningkat dan semakin diminati wanita baik remaja maupun dewasa. Diana pun kerap rajin menggunakan vlog untuk digunakan sebagai media promosi bagi EnvyMe. Pencapaian Diana dengan produk EnvyMe nya ini menambah daftar Apoteker yang sukses diluar jalur klinik selain Nurhayati Subakat dengan produk WARDAH nya.