Abu Bakar merupakan sahabat yang selalu setia menemani Rasulullah dalam keadaan apapun. Abu bakar merupakan sahabat yang selalu berdiri di garda terdepan dalam membela Rasulullah dan Agama Islam. Contohnya seperti perang Uhud dan Badar. Pada saat perang Badar, Abu bakar berhadapan langsung dengan Anaknya yang Bernama Abdur Rahman yang saat itu berpihak pada kaum Musyrikin. Bisa kita bayangkan bagaimana perasaan Abu bakar Ketika harus memerangi darah dagingnya sendiri. Jika tidak ada ketegasan dalam diri Abu Bakar, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi pada saat itu.
Tidak hanya itu, fakta-fakta terkait Abu Bakar yaitu Abu Bakar merupakan Amirul Hajj pertama dalam sejarah Islam. Dan Abu Bakar juga Pernah menggantikan Rasulullah dalam imam sholat jama'ah sebanyak 17 kali.
Abu bakar merupakan sosok yang tegas dan pemaaf. Nama-nama yang pernah memberontak dan di maafkan oleh Abu Bakar yaitu, Qara' bin Habirah, Amir bin Mahdi, dan Asy'ats bin Qays.
Menurut penulis, fenomena epic diplomasi yang terjadi pada masa Abu Bakar yaitu Ketika pemilihan khalifah yang akan menggantikan Rasulullah. Pada saat itu, masing-masing dari kelompok mengusulkan nama yang menurut mereka bisa meneruskan perjuangan Rasulullah sebagai pemimpin.
Dan setelah berbagai perundingan, muncullah dua nama sahabat yang mana kedua sahabat tersebut tidak siap menjadi khalifah dan mengatakan bahwa yang sangat cocok dan memumpuni untuk menjadi khalifah yaitu Abu bakar. Karena Abu Bakar merupakan sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah dan tidak ada keraguan jikalau Abu bakar dijadikan sebagai khalifah.
Padahal pada saat itu, abu bakar tidak sekalipun merekomendasikan dirinya. Malah Ketika dia melihat umat islam yang hampir terpecah belah, dia mengatakan bahwa dua sahabat tersebut sangat mampu melanjutkan perjuangan Rasulullah.
Ketika menjadi Khalifah, Kesepakatan yang pernah dilakukan oleh Abu Bakar yaitu salah satunya Kesepakatan Najran Abu Bakar menegaskan kembali konsesi yang diberikan Rasulullah kepada orang-orang Kristen dari Najran. Tak satu gereja pun yang diratakan ke bumi, dan tidak ada seorang pendeta pun yang diasingkan atau diusir, serta tak seorang pun dari pemeluk Kristen di sana yang dipaksa untuk keluar dari agama mereka. Abu Bakar menegaskan bahwa jiwa, kekayaan, tanah, agama dan tempat -tempat peribadatan orang-orang non-muslim berada di bawah perlindungan penuh. Kaum Nasrani dari Najran telah diberi kesempatan oleh Rasulullah untuk membayar jizyah tahunannya dalam bentuk pakaian yang mereka bikin sendiri, jas ataupun perabot rumah tangga atau pun kuda yang mereka miliki.
Dari berbagai diplomasi yang dilakukan, bisa dikatakan diplomasi yang dilakukan oleh Abu bakar merupakan diplomasi yang berhasil. Karena kepribadian beliau lah yang menjadi factor utama keberhasilan diplomasi tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H