Lihat ke Halaman Asli

kusniawati

Mahasiswi/ Hubungan Internasional/ Universitas Darussalam Gontor kampus putri

Rasulullah sebagai Role Model Seorang Diplomat

Diperbarui: 22 Agustus 2022   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Diplomat merupakan seorang utusan yang dikirim oleh suatu negara untuk mewakili negaranya dinegara lain. Yang mana tujuan pengiriman tersebut, guna meningkatkan kerja sama dan terlebih lagi untuk menciptakan perdamaian.  

Dalam kamus  Oxford, Diplomat diartikan sebagai pejabat yang mewakili suatu negara di luar negeri. Seperti yang kita ketahui Diplomat merupakan seseorang yang ditunjuk oleh pemerintah untuk melakukan negosiasi resmi dan memelihara hubungan politik, ekonomi, dan sosial dengan negara lain.

Menurut mitos Yunani terdapat seorang dewa diplomasi yaitu Hermes. Hermes adalah pembawa pesan para dewa. Hermes dikenal sebagai dewa diplomasi yang menggunakan kegantengan, kelicikan dan penipuan. Dubes Inggris Sir Henry Wottom mengatakan bahwa Duta Besar adala seseorang yang menipu di luar negeri demi kepentingan negaranya sendiri.

Terkait pernyataan diplomasi yang dilakukan oleh Herme,seperti yang terjadi pada Zaman sekarang, seorang diplomat dengan membawa misi negaranya, melakukan berbagai cara demi meraih misi tersebut. Istilah kelicikan, penipuan dan propaganda sudah tidak asing lagi dengan strategi yang dilakukan oleh para diplomat sekarang.

Fungsi diplomat telah ditetapkan dalam Konvensi Wina tahun 1961 pasal 3 ayat (1), memuat beberapa misi diplomatik, yaitu: yang pertama, Representing. Seorang diplomat harus mengenal negaranya terlebih dahulu dengan baik dan dia harus mampu merepresentasikan negaranya tersebut kenegara yang menjadi tujuan. 

Yang kedua yaitu Protecting. Seorang diplomat, dalam hal ini harus mampu menjaga kehormatan dan eksistensi negaranya di negara yang dituju. Yang ketiga yaitu Promoting dalam hal ini seorang diplomat, guna mencapai misi negara, dia harus pandai mempromosikan negaranya dengan komunikasi yang baik. 

Dan yang terakhir adalah Informing of the sending state, poin yang terakhir, lebih mengarahkan seorang diplomat untuk pandai dalam menyampaikan informasi terkait kepentingan negaranya. Dari empat misi diplomat tersebut, dapat disimpulkan bahwa seorang diplomat harus cakap dalam berkomunikasi dan menyampaikan kepentingan negaranya.

Dalam perspektif Islam, pengertian diplomasi berkaitan dengan konsistensi tanggungjawab kepada umat, sesuai tuntunan Al-Quran dan Hadits.

Pelaksanaan diplomasi didasarkan pada upaya mengedepankan kepentingan umat, bukan kepentingan elitnya saja, sesuai dengan yang tercantum dalam Al Quran dan Hadits, yang intinya agar dapat bermanfaat kepada semua pihak," Rahmatan Lil 'Alamin" baik bagi diri sendiri, bagi musuh maupun bagi alam semesta

Dalam Islam, Rasulullah merupakan utusan Allah yang menyampaikan wahyunya kepada umat manusia. Rasulullah menunjukkan dirinya sebagai seorang diplomat dan ahli negoisasi dengan tujuan yang jelas dan baik yang memiliki perilaku yang baik.

Berbeda dengan kualifikasi diplomat yang diungkapkan oleh barat Seorang diplomat Muslim wajib untuk selalu berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah dan memiliki tatakrama sesuai dengan ajaran moral diplomasi yang ada dalam Islam. Adapun beberapa kualifikasi diplomata dalam perspektif islam sebagai berikut, yaitu Moralitas yang baik, Amanah atas Tugasnya, Komunikasi yang baik dan tepat, Loyalitas dan Intelektual.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline