Lihat ke Halaman Asli

Festival Kuwung Folklore Banyuwangi

Diperbarui: 8 Desember 2015   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Festival Kuwung sebagai event terakhir dari sekian banyak rentetan kegiatan Banyuwangi festival 2015. Kemarin tiga hari yang lalu pada tanggal 05 Desember 2015 tepatnya pukul 19.00 Wib. Start depan Pemda finish Taman Blambangan Banyuwangi. Pasti timbul pertannyaan tentang apa itu festival kuwung.

festival kuwung adalah pawai tahunan, yang menjadi etalase yang memamerkan keaslian Banyuwangi, baik kekayaan budaya, adat, maupaun potensi unggulan yang ditampilkan oleh perwakilan 24 kecamatan se kabupaten banyuwangiTahun dulu Sebanyak seribu orang peserta berpawai melintasi sepanjang jalan protocol sejauh 2 kilometer. Rutenya meliputi start dari depan kantor bupati Banyuwangidi jalan A. Yani, jalan PB. Sudirman, jalan Satsuit Tubun sampai finish di Taman Blambangan.Selain berbentuk parade berjalan, tahun dulu  Festival Kuwung juga dikemas dengan parade mobil hias. Potensi local, seperti, kerajinan maupun destinasi wisata juga dikemas dalam festival kuwung. Kemeriahan semakin terasa dengan iringan musik khas, seperti hadrah, kundaran, dan jaranan dalam festival budaya otentik banyuwangi ini.

Festival Kuwung Banyuwangi akan kembali digelar. Acara tersebut menjadi acara tahunan tertua yang biasa diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi Banyuwangi. Biasannya festival kuwung ini digelar di malam hari, acara Festival Kuwung akan menjadi gelaran seni dan budaya yang tak kalah meriah dengan Banyuwangi Night Carnival.

Festival Kuwung tiap tahun menghadirkan beragam seni dan budaya asli Banyuwangi. Mengusung tema “Folklore”, sejumlah cerita legenda rakyat Banyuwangi yang sudah dikemas. Pemerannya-pun uniknya di ambil perwakilan pelaku seni dari tiap kecamatan yang akan membawakan lakon cerita yang berbeda-beda, salah satunya adalah folklore “Bambang Menak Diwisuda”. Selain folklore, sederet seni dan budaya Banyuwangi lainnya juga kan ditampilkan, antara lain Tari jaranan, prosesi sunatan, Barong Ider Bumi, Tari Jaran Goyang, Seni Hadrah Kuntulan, sampai Barongsai. Bahkan tak hanya itu, dalam festival ini juga akan digelar Tradisi Kawin Colong dan Upacara Kemanten Using. Kawin colong yaitu menikah tapi dengan mencuri sang cewek karena tidak direstui orang tuannya. Sedangkan kemanten usingnnya menggunakan adat perang bangkat yaitu cara meminang orang banyuwangi dengan membawa peralatan rumah tangga. Pihak pengantin dengan rombongan keluargannya beriringan menuju rumah pengantin perempuannya dan dihadang oleh seorang jambangan atau pihak perempuan sebagai gerbang dan disitulah terjadi adu mulut antara kedua keluargannya dan sebagai senjatannya adalah peralatan dapur seperti irus, wajan,cuek dan lain-lain. Setelah itu kedua pengantin itu dipertemukan untuk saling bersalaman dan akhirnya di doakan oleh pemimpin adat perang bangkat. Sangat unik bukan. Tujuan perang bangkat itu ada pada alat rumah tanggatersebut karena mengandung arti sendiri-sendiri.

Festival Kuwung merupakan etalase kesenian dan tradisi masyarakat Banyuwangi yang beragam. Inilah yang membedakannya dengan festival lainnya. bila festival lain menampilkan satu tematik budaya Banyuwangi, di Kuwung ini beragam tradisi khas Banyuwangi akan ditontonkan.tahun ini Parade Festival Kuwung sendiri akan mengambil start dari halaman depan kantor Pemkab Banyuwangi dan berakhir di Taman Blambangan. Beberapa kabupaten tetangga, yakni Probolinggo, jembrana, Kediri, Lumajang, Kota denpasar, dan Pasuruan dijadwalkan juga akan turut meramaikan acara tersebut. Banyuwangi menjadi contoh wadah kesenian yang tujuannya untuk melestarikan budaya yang sudah ada supaya tidak punah dengan perkembangan jaman yang mulai mengikuti negara barat.ya setidaknya tetap terjaga untuk generasi muda tau akan adat/budaya asli daerah banyuwangi utamannya. Karena kemajuan suat negara tergantung pada generasi muda yang akan datang yang tidak melupakan yang dulu sempat ada wlaupun terjadi perkembangan zaman yang tidak dapat mempengaruhi generasi muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline