Yuppzz.. Indonesia dikenal dengan bhinneka tunggal ika yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu jua. Dari perbedaan suku tersebut terciptalah suatu kebiasaan atau tingkah laku yang beda-beda juga termasuk dalam adat istiadatnya. Setiap daerah di Indonesia memiliki karakteristik masing-masing diantarannya adalah tarian-tarian seperti halnya tari piring , tari reog dan masih banyak lagi. Adatnya juga kaya begitupun dengan bahasa berbagai macam dari setiap suku daerah di Indonesia. Banyak bahasa diantarannya yaitu bahasa Madura yang dikenal dengan logat yang unik dan sangat berciri khas. Walaupun berbicara dengan bahasa Indonesia tetapi tetap saja sangat terlihat logatnya yang melekat dalam diri orang madura tersebut. Mungkin karena terlalu terbiasa dalam kesehariannya menggunakan bahasa Madura.
Di Indonesia bahasa Madura terlalu dominan mulai dari Aceh sampai Merauke karena orang Madura itu mayoritas adalah seorang pedagang yang selalu pekerja keras dan sudah ada yang sukses. Padahal sebagian besar orang Madura tidak mengennyam pendidikan apalagi sampai tingkat tinggi namun ada kok yang berpendidikan tapi pendidikannya rata-rata tidak sampai tamat atau berhenti ditengah-tengah jalan. Dan laki-laki disanapun harus sudah bekerja padahal umurnya masih muda menjadi tulang punggung keluarga, beda lagi dengan seorang gadis disana tidak diwajibkan untuk sekolah atau bekerja. Gadis disana harus dan wajib di dalam rumah karena kebanyakan beranggapan ‘gadis sekolah tinggi tetap saja besok kalau sudah menikah pekerjaannya tetap di dalam dapur’ dan anggapan itu seakan-akan sekolah itu tidak penting. Anggapan seperti itulah yang diterapkan orang Madura dulu sehingga gadis disana kebanyakan menikah muda atau menikah dibawah umur.
Adapun yang nekat merantau jauh dan itupun dititipkan ke seseorang yang dikenal oleh kerabat terdekat ataupun dikenal oleh orang tuannya.Hfft.. walaupun orang Madura tidak pernah berpendidikan tinggi tetapi dengan tekad yang kuat dia juga kadang dikenal dengan pemikiran yang keras itu telah menguasai pasar-pasar di Indonesia bahkan sampai di tanah suci Mekah pun ada. Subhanallah seolah-olah dunia pasar sudah menjadi sahabat bagi mereka. Karena mereka sudah berprinsip sukses itu harus dikejar walau pun awalnnya gagal dan tidak boleh menyerah sebelum mencoba karena takut akan kegagalan. Dan jadikan gagal itu cermin untuk menuju kesuksesan. Ya walaupun sering identik dengan pemikiran yang keras orang Madura juga aslinnya sangat lembut kalau seseorang itu memulai dengan bicara yang baik dan tidak membentak.kalau anda memulai dengan nada yang membentak mungkin anda harus berhati-hati. Jadi flash back konflik sampit, yakk.. konflik yang mengakibatkan banyak kematian. Konflik ini terjadi Entahlah mana yang benar dan yang salah, tapi kalau seandainya ada rasa menghargai satu sama lain mungkin tidak menimbulkan banyak korban jiwa. Tetapi perlu di garis bawahi itu semua terjadi karena sebuah kesalahpahaman dan kurangnya toleransi, ya mungkin karena dulu kurangnya pendidikan merata sehingga mungkin pengetahuannya juga sedikit. Mudah-mudahan saja kejadian tersebut tidak terjadi kedua kalinya. Konflik itulah yang juga menambahi kalau orang Madura memiliki perwatakan yang sangat keras.
Oleh karena itu, sampai sekarang masih banyak orang yang takut dengan orang Madura. Mungkin mereka takut di clurit oleh orang Madura padahal orang Madura tidak mungkin akan marah sampai men-clurit tanpa sebab kecuali orang tersebut gila. Yah.. semua itu kembali ke diri kita sendiri, di mana kita menanggapi dan di tanggapi. Jadi kita jangan memberi kesimpulan dulu sebelum kita mengumpulkan pernyataan kebenaran. Orang Madura itu sebenarnya baik dan kita harus mengubah pemikiran buruk yang negatif dari orang Madura. Seharusnya kita harus mencontoh sisi baik orang Madura yang selalu semangat dalam bekerja sebagai seorang pedagang dan orang Madura tersebut telah menunjukkan kepada kita secara tidak langsung bahwa sukses itu tidak harus berpendidikan tinggi saja tapi harus ada usaha keras untuk menjadi seorang yang sukses, itupun harus berani gagal karena kegagalan adalah kunci menuju sebuah kesuksesan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H