Harga kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, minyak goreng dan daging sapi menjelang lebaran atau hari raya keagamaan biasanya memang berubah. Ya berubah, berubah menjadi lebih mahal dari hari-hari biasanya. Hal demikian tentu bisa kita pahami karena sudah sejalan dengan hukum pasar, yaitu bilamana permintaan banyak sedang barang yang tersedia sedikit jumlahnya maka harga akan terdorong untuk beranjak naik. Kadang-kadang bahkan tidak hanya beranjak namun meroket harganya.
Sudah menjadi semacam tradisi bagi masyarakat kita, kala menyambut hari raya selalu ingin merayakannya dengan cara mengkonsumsi makanan maupun minuman lebih dari hari-hari biasanya. Makanan-makanan yang jarang atau bahkan mungkin tidak kita konsumsi di hari-hari biasa, mendadak muncul dan kita konsumsi pula di hari raya tersebut. Begitu berlimpah makanan dan minuman tersaji di meja-meja ruang tamu maupun di meja makan.
Tidak ada yang salah dengan semua perayaan tersebut sebenarnya. Karena semua itu merupakan wujud dari rasa sukacita kita dalam menyambut hari yang kita nanti-nantikan. Namun barangkali alangkah baiknya apabila kita merayakannya dengan secara lebih sederhana dengan tidak mengurangi makna dari perayaan tersebut. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Untuk menstabilkan harga-harga yang meroket kala menyambut hari raya keagamaan bisa kita mulai dari hukum pasar yang sudah penulis sebut di atas yaitu bilamana permintaan banyak sedang barang yang tersedia sedikit jumlahnya maka harga akan terdorong untuk beranjak naik. Yang bisa kita lakukan untuk ikut menstabilkan hanyalah dengan cara mengurangi konsumsi barang tersebut atau menggantinya dengan barang lain. Kalau barang tersebut tidak laku menurut saya barang tersebut akan turun harganya karena penjual juga tentu tidak mau rugi sama sekali. Paling tidak balik modal atau pun paling apes kalaupun tidak bisa balik modal, ruginya tidak semakin banyak bila dibanding dengan membiarkan barang tersebut membusuk atau rusak di gudang.
Dengan mengkonsumsi sesuatu barang sedikit mungkin atau paling tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan bagi tubuh kita saja, penulis yakin akan ikut membantu menstabilkan harga. Karena berarti sudah mengurangi permintaan, permintaan berkurang sementara pasokan tetap atau berlebih maka harga akan turun pada harga yang wajar. Dengan posisi pada harga barang yang wajar maka segala lapisan masyarakat bisa membelinya. Karena semua lapisan bisa mengkonsumsi atau memperoleh dengan mudah maka secara tidak langsung kesejahteraan masyarakat akan bisa tercapai.
Selain itu pengurangan konsumsi juga akan berdampak baik bagi kesehatan kita. Karena seperti telah kita ketahui bersama kalau mengkonsumsi beras berlebih juga bisa menyebabkan penyakit diabetes, jantung, stroke dan osteoporosis. Demikian juga bila mengkonsumsi gula, minyak goreng serta daging sapi berlebih juga akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Sudah saatnya bagi kita untuk mulai mengkonsumsi segala sesuatu secara wajar. Mengkonsumsi secara wajar dengan apa yang bisa kita hasilkan sendiri akan berdampak pada kemandirian bangsa. Sudah sering pemerintah melakukan impor beras dengan alasan menjaga stok pangan. Padahal kita bisa mengganti beras dengan bahan makanan lain seperti umbi-umbian misalnya. Hal ini bisa berbahaya, karena begitu kita tergantung pada negara lain maka kemandirian kita, kemerdekaan kita bisa hilang. Akankah kita menyerahkan begitu saja kemerdekaan yang sudah diperjuangkan para pahlawan dengan susah payah demi beras. Mungkin berlebih-lebihan tapi hal tersebut bisa saja terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H