Lihat ke Halaman Asli

Catatan Harian Guru Honorer (30): Panorama Pertemuan Mantan Murid dan Mantan Guru

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tak menduga, dia menyapa dengan salam. Saat itu, saya duduk di kasir melayani pembeli buku. Tiba-tiba hadir mantan siswa saya. Namanya Akbar Qadafi, sekarang ia kuliah di Jurusan Pendidikan Biologi, UNM. Tak kusangka bisa bertemu dengan 'album' pendidikan saya yang sudah lama. Ia adalah murid saat saya masih mengajar di SMA Negeri 9 Makassar, kini ia sudah dewasa. Dan pertemuan itu melahirkan dialog yang panjang!

Subhanalloh..

Ternyata masih ada siswa saya yang kuat ingatannya. Akhirnya ia memulai bertanya,

"Dimana sekarang mengajar, Kak?" tanyanya.

"Di Gowa, Pondok Pesantren," jawab saya.

...

Dan percakapan itu mengalir dengan deras tanpa terasa 10 menit lagi jam 10 malam. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul darinya seputar bagaimana sebenarnya menjadi seorang guru dan mahasiswa.

Saya hanya menjawab seperti ini:

"Mahasiswa itu harus berubah dari 3 aspek, yaitu kognitifnya, afektifnya, dan psikomotornya. Prestasi mahasiswa itu harus nampak, jangan mau kalah dalam pertandingan secara sehat, sikap pun harusnya lebih baik, jangan lagi ada kata tidak sholat, perbaiki tauhid, tidak berpacaran lagi. Ini semua termasuk perubahan afektif secara baik. Kemudian, psikomotor berubah maksudnya sudah ada skill yang siap pakai dalam dunia pendidikan. Kita harusnya memiliki keterampilan.

Jangan sampai IPK-nya 4,00 tapi masih minta uang sama orang tua! Mahasiswa sejak dini harus belajar mandiri. Sambil kuliah, buka rental pengetikan (seperti saya dulu), menjual buku keliling masjid (seperti saya dulu), menjadi karyawan toko yang tidak mengganggu aktivitas kuliah (seperti saya dulu). Nah, semua paket inilah yang membuat mahasiswa itu lebih 'nyata' keberadaannya.

Kemuduian, untuk persoalan guru. Saya katakan:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline