Lihat ke Halaman Asli

Kisah Aqidah Anak SMP yang Menjual Jalangkote'

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrohmaanirrohiim

Kisah Aqidah Anak SMP yang Menjual Jalangkote'

GERIMIS, sore tadi (24 Sya'ban 1435 H). Ana bersama keluarga berhenti di sebuah masjid daerah Kab. Gowa untuk melaksanakan sholat ashar.

Usai sholat, pandangan ana menuju ke sebelah selatan masjid. Rupanya ada penjual jalangkote (pastel) yang tengah beristirahat.

Ana perhatikan lebih seksama, ternyata penjualnya anak-anak. Saat itu, mereka hanya berdua. Kebetulan ketika itu, ana bawa keluarga sehingga 'belanja' jalangkote dululah!

Langkah ana pelan menuju ke selatan masjid. Rupanya anak-anak itu pun lekas menyembunyikan sesuatu dari tangannya. O, rupanya mereka menyembunyikan rokok yang semulanya ia telah isap beberapa kali.

Ana tahu itu, tetapi tak mungkin mentahdzir (memperingati) anak-anak ini tentang 'haromnya rokok'. Apalagi niat awal ke mereka adalah 'membeli', bukan mentahdzir. Dan mentahdzir dipertemuan pertama rasanya kurang hikmah.

Ana semakin mendekat, mereka pun makin panik menyembunyikan puntung rokok.

"Nak, berapa harganya satu (jalangkote)?" jelas saya sambil melihat tumpukan jalangkote kecil mereka.

"Rp 500,- Kak!" jawab salah seorang dari mereka.

"Kamu sudah kelas berapa?" ana sambil senyum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline