Lihat ke Halaman Asli

Kadiman Kusmayanto

TERVERIFIKASI

Nalar Ekonomi dan Nalar Teknologi: Penyelarasan Via Aransemen Jejaring

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini merupakan lanjutan dari dua tulisan terdahulu: 1. Nalar Ekonomi dan Nalar Teknologi -- Collision vs Coalition http://teknologi.kompasiana.com/2009/12/02/nalar-ekonomi-dan-nalar-teknologi-collision-vs-coalition/ 2. Nalar Ekonomi dan Nalar Teknologi -- Penggerak Inovasi Industri http://teknologi.kompasiana.com/2009/12/09/nalar-ekonomi-dan-nalar-teknologi-penggerak-inovasi-industri/ Diskusi di kedua artikel diatas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa terdapat faktor lain, selain faktor investasi dan faktor riset iptek, yang diperlukan untuk mendorong inovasi dan daya saing industri. Peningkatan daya saing industri melalui inovasi dipengaruhi oleh faktor internal (yaitu kapabilitas teknologis dan pembelajaran teknologis) dan faktor eksternal (yaitu permintaan pengguna, industri pemasok, badan internasional, dan litbang iptek). Faktor internal dan faktor eksternal ini saling mempengaruhi satu terhadap yang lainnya. Iptek baru yang berguna secara komersial merupakan hasil dari interaksi dan proses pembelajaran  di antara berbagai pelaku : industri yang bersangkutan, para pengguna, industri pemasok, otoritas publik, dan juga lembaga riset iptek. Penyelarasan nalar teknologi dan nalar ekonomi memerlukan pengelolaan interaksi dari berbagai pelaku tersebut. Berikut ini disampaikan pemikiran awal seputar tantangan kebijakan dalam kerangka upaya untuk mempromosikan interaksi di antara para pelaku tersebut. i. Promosi Interaksi -- Difusi dan Diseminasi Meskipun litbang iptek sangat diperlukan tetapi keberadaannya sendirian saja tidak akan cukup dalam mencapai cita peningkatan kapabilitas teknologi. Diperlukan faktor lain sebagai pelengkap dengan demikian syarat perlu (necessary) dan cukup (sufficient) akan terpenuhi.  Diperlukan upaya untuk mendorong interaksi secara mendalam yang lazim dikenal dengan istilah saling-taut (engagement) di antara berbagai pelaku yang disebutkan di atas dalam suatu kerangka kerja (platform) sistem inovasi. Diperlukan kolaborasi litbang di mana berbagai pelaku bergerak menuju tujuan bersama (common goal). Kebijakan publik perlu menumbuhkan iklim yang merangsang investasi untuk litbang baik dari sumber pendanaan publik maupun swasta. Perusahaan besar yang intensif teknologi tetap berperanan penting. Ini yang menjadi alasan kuat mengapa hubungan  antara perusahaan dagang atau industri besar dan industri skala kecil (kita sebut usaha mikro, kecil dan menengah, UMKM) perlu dibangun, didorong, dihela dan dikembangkan. Difusi dan diseminasi menjadi dua kata kunci penentu keberhasilan komersialisasi hasil litbang iptek. ii. Peningkatan Kapasitas Inovasi Pembelajaran teknologis dan kapabilitas teknologis merupakan faktor internal yang penting bagi peningkatan inovasi di industri. Kebijakan pendidikan (khususnya pendidikan kejuruan dan tinggi) dan kebijakan iptek (di lembaga pendidikan tinggi dan litbang) perlu diarahkan untuk memberikan pendidikan serta pelatihan di arah yang tepat. Meningkatkan kapabilitas teknologis dan penyediaan dan rangsangan berbagai insentif diperlukan untuk memancing ketertarikan perusahaan -- dagang dan industri untuk meningkatkan kapabilitas teknologis dan pembelajaran teknologisnya. iii. Koordinasi Kebijakan Secara Horisontal Kebijakan di satu sektor tidak bisa diisolasi dari kebijakan di sektor lain. Khususnya berkenaan dengan inovasi, koordinasi kebijakan lintas sektor menjadi sangat penting untuk mengaitkan berbagai litbang iptek, industri-industri yang terkait dalam suatu rantai produksi dan inovasi, dan untuk menghindari duplikasi investasi. Dalam kaitannya dengan pengembangan pengetahuan baru, pendidikan tinggi perlu lebih diarahkan untuk mendorong peningkatan kapasitas pembelajaran teknologis di industri. Pelaku industri pemasok perlu didorong untuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk meningkatkan kapabilitas teknologis di industri pengguna teknologi. Hal ini perlu untuk menghindari innovation disruption di industri pengguna teknologi. iv. Koordinasi Kebijakan Vertikal Faktor geografis penting untuk diperhatikan dalam mengembangkan sistem inovasi. Pengembangan iptek di daerah perlu merefleksikan peluang kapasitas inovasi daerah dan peluang pertumbuhan ekonomi daerah yang berbasis pada keunggulan lokal baik baik berdasar ketersediaan sumber daya alam, sumber energi mapun keunggulan dan keahlian khas manusianya. pendekatan One Village One Product (OVOP) yang sukses di Jepang dan ingin ditiru oleh KADIN adalah salah satu strategi yang laik diperhitungkan. Begitu pula gagasan dan kebijakan pengelompokan industri (Industry Cluster) yang digagas Pemerintah, cq Departemen Perindustrian.Koordinasi kebijakan pusat-daerah diperlukan untuk meningkatkan kapasitas adaptasi lokal terhadap iptek yang khusus, dan investasi daerah perlu digerakkan ke arah pemanfaatan potensi daerah. Persoalan lain disini adalah fleksibilitas birokrasi untuk meningkatkan kinerja administrasi di berbagai tingkat (Pusat, Propinsi dan Kota dan Kabupaten). "I like a teacher who gives you something to take home to think about besides homework" Edith Ann




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline