Lihat ke Halaman Asli

Kadiman Kusmayanto

TERVERIFIKASI

Fortifikasi ala Jepang: Artefak Belanda di Nagasaki

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14057791571868034260

Saat baca atau dengar kata Nagasaki maka sontak banyak orang langsung teringat cerita traumatis yang selalu membuat bulu kuduk merinding. Teringat Bahamian biadabnya USA (baca Amerika) melakukan pembunuhan masal dengan menjatuhkan sebuah bom nuklir. Bom nuklir yang mereka banggakan dengan sebutan The Fat Man. Seolah lupa akan hak azazi manusia, Amerika memilih senjata pemusnah masal sebagai upaya efektif melumpuhkan Jepang sebagai musuh bebuyutannya dalam Perang Dunia.

Terlepas dari kebiadaban Amerika itu, banyak cerita lain yang tertoreh dalam sejarah dan juga sebagai sentra teknologi super maju yang dimiliki Nagasaki.

Nagasaki: Daerah Khusus Perdagangan

Dengan garis keras yang diperintahkan Kaisar, Jepang dengan ketat menerapkan kebijakan mengisolasi diri dari pengaruh dunia luar khususnya dunia barat yang pada abad 16-18 dipandang paling maju. Pengisolasian itu termasuk dalam dalam perdagangan komoditas ekonomi dan iptek (ilmu, pengetahuan dan teknologi). Namun demikian isolasi tidak dilakukan 100%.  Ada satu bagian dari kepulauan Jepang yang punya akses ke laut lepas dijadikan daerah khusus perdagangan internasional. Kawasan itu tidak lain adalah Nagasaki. Ini cara cerdik Jepang dalam melakukan fortifikasi dalam era globalisasi.

[caption id="attachment_348646" align="aligncenter" width="240" caption="Sumber: http://goo.gl/pHfy9p"][/caption]

Belanda yang memiliki kemampuan yang kompetitif dalam perdagangan dunia dengan armada kapal dagang yang piawai menangkap peluang bisnis perdagangan yang dibuka Jepang di Nagasaki ini. Belanda memanfaatkan keberadaan Perusahaan Persekutuan Dagang India Timur atau Vereenigde Oostindische Compagnie. VOC kita mengenalnya.VOC yang mulai berdagnag dengan membawa macam-macam barang dagangan dari Eropah dan Asia ke Jepang melalui kawasan dagang internasional Nagasaki. Dalam perjalanan balik ke Eropa melalui Asia, VOC membawa barang dagangan khas Jepang khususnya keramik sebagai perlengkapan makan dan hiasan yang laris manis di pasar Asia dan Eropah.

[caption id="attachment_348648" align="aligncenter" width="365" caption="Sumber: http://goo.gl/VwfSLc"]

14057793141277577642

[/caption]

Kampoeng Belanda di Nagasaki

Sukses VOC sebagai perusahaan dagang telah mendorong tumbuhnya komunitas Belanda di Nagasaki. Banyak masyarakat Belanda yang bermukim di Nagasaki dan membangun bangunan2 khas arsitektur Belanda di abad 17. Sebagai pelancong saya terpesona melihat kastil megah peninggalan seorang konglomerat Eropah dan sejumlah bangunan-bangunan khas Belanda yang terawat apik. Seolah tidak percaya bahwa saya sedang berada di Jepang. Kini bangunan-bangunan ini diubah menjadi museum dan atraksi turisme. Bukan hanya masyarakat Jepang yang memadati kawasan ini, Kampoeng Belanda di Nagasaki ini telah menjadi turisme budaya bagi turis mancanegara.

Mistsubishi Heavy Industry di Nagasaki

Jepang banyak menimba ilmu, pengetahuan dan teknologi dari perdagangan dengan Belanda via VOC.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline