Lihat ke Halaman Asli

Usman Kusmana

Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Politik Baju Kotak-Kotak

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apalah arti sebuah baju. Dalam berbagai bentuk dan bahannya, baju memiliki makna pokok sebagai penutup aurat, melindungi dari cuaca dingin yang menerpa tubuh kita. Tapi dalam sisi yang lainnya baju juga bisa memberi status tersendiri bagi pemakainya. Dalam dunia yang sudah terbentuk sedemikian rupa dengan ragam model dan gaya yang fashionable, baju bahkan sudah menjadi sebuah industri dan gaya hidup.

Model dan bentuk baju sebenarnya juga mampu menunjukan cerminan orang yang memakainya. Orang yang senang memakai baju kaos oblong bercelana jeans terkesan sebagai sosok orang yang simpel dan santai, berjiwa muda dan sporty. Orang yang senang memakai baju kemeja panjang, rapi, dan bercelana katun, cenderung mencerminkan orang yang serius, formalis dan perfeksionis. Apalagi jika disertai dengan jas lengkap, maka kesan formal dan resmi selalu menempel dalam dirinya. Paling tidak orang akan menilainya sebagai pejabat, politisi atau profesional atau eksekutif muda di perusahaan swasta.

Terkadang, demi status dan harga dirinya, seseorang lebih mementingkan merk baju yang dikenakannya daripada memperhatikan kepantasan dan kepatutan memakainya. Dalam bayangan orang seperti itu, penilaian dan pengetahuan orang lain tentang merk tentu menjadi perhatiannya. Tapi ada juga orang yang tak memperdulikan merk dan harga mahalnya, yang penting enak dipakai, serasi dengan tubuh, dan nyaman dalam menjalankan aktifitas.

Tapi dalam beberapa waktu ini, baju yang paling heboh menyedot perhatian masyarakat di republik ini adalah urusan baju kemeja kotak-kotak. Selama perjalanan hidup saya, baru kali ini saya menyaksikan fenomena tentang sebuah baju yang begitu heboh di dunia nyata maupun dunia maya. Entah karena baju ini hadir pada momentum pelaksanaan pilkada di pusat segala-galanya di negeri ini, entah karena kecerdasan orang yang menggunakan brand image politiknya. Hanya saja baju kemeja kotak-kotak menjadi sesuatu yang fenomenal.

Baju kotak-kotak yang identik dengan brand image Jokowi dalam Pilkada Jakarta menjadi sesuatu yang membuat orang yang berada berhadap-hadapan dengan Jokowi (Foke-Nara dan tim suksesnya) ketar-ketir. Karena dalam putaran pertama, mereka dibuat kaget dan terperangah dengan hasil akhirnya yang ternyata dikalahkan oleh Jokowi.

Dari sini saya sampai pada satu kesimpulan, betapa sebuah isu dan brand image mampu menarik simpaty dan kristalisasi persepsi publik tentang seorang figur. Kemeja kotak-kotak ini mampu linear dengan sosok orang yang dimunculkannya yaitu Jokowi. Dengan kemeja kotak-kotak, masyarakat digiring persepsinya dalam sebuah gerakan politik yang menggunakan jargon Jakarta Baru (JB), tagline perubahan vis a vis dengan jargon bekerja dengan pengalaman, atau mantar status quo "lanjutkan !" dari cagub incumbent Fauzi Bowo (foke).

Baju dengan model  kemeja kotak-kotak, warna yang khas, penyebarannya yang dilakukan secara mekanisme  bebas di pasar-pasar, atau secara langsung person to person, menarik minat warga Jakarta untuk membelinya. Sehingga dengan respon yang sangat luar biasa dari penjualan kemeja kotak-kotaknya ini mencerminkan derasnya simpaty rakyat Jakarta terhadap sosok Jokowi-Ahok.

Kemeja kotak-kotak mencerminkan philosofi orang yang kreatif, menyukai seni, sederhana, dan santai. Philosofi dari karakter Jokowi yang oleh media sedemikian rupa dimunculkan mendapatkan pembenaran dari simbol baju kotak-kotaknya ini. Entah energi apa yang menggerakan warga Jakarta hari ini, sehingga urusan baju kotak-kotak saja mampu menggerakan perubahan sikap politik yang begitu massif, sehingga mampu menyatukan sebuah opini dan persepsi publik tentang  sosok pemimpinnya.

Mungkin hanya di Jakarta ini, ide genuine tentang kemeja kotak-kotak ini mendapatkan momentumnya. Sebaba walaupun ada model kotak-kotak ala demokrat di Bali ternyata tak booming sebagaimana baju kotak-kotanya ala Jokowi.

Tapi semoga saja baju kotak-kotak ini tidak lantas mencerminkan bacaan sosial warga Jakarta yang terkotak-kotak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline