Lihat ke Halaman Asli

Usman Kusmana

Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Wanita Memang Sukanya Pria Dewasa dan Mapan

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saya tak bermaksud menjudge sikap seorang wanita. Tapi pada dasarnya setiap wanita menyenangi bahkan mencari pria yang akan menjadi pilihan hidupnya, Adalah dia seorang pria yang tidak hanya cukup tampan, tapi secara kepribadian dan sikap mental dia dewasa, dan menurut hitungan ekonomi dia juga mapan. Ini bukan sikap yang berlebihan. Ini sikap yang wajar dan rasional. Wanita yang tergila-gila hanya karena cinta dan pesona fisiknya laki-laki, hanyalah wanita yang sedang mampir sesaat atas nama cinta, realitanya mereka akan tak mampu bertahan dalam waktu yang panjang, jikalaupun harus berakhir ke pelaminan, ujung-ujungnya hanyalah perceraian.

Tengoklah perjalanan cintanya para selebritis yang sering muncul dalam pemberitaan infotainment, kisah putus nyambung mereka biasanya dengan pria yang cenderung sebaya usia dengannya, sesama profesi artis, model, ataupun pemain sinetron. Tapi jika sudah berbicara tentang pernikahan, kebanyakan cenderung memilih pasangan yang lebih tua, dewasa dan mapan secara ekonomi. Rata-rata kalangan pengusaha sukses atau eksekutif kantoran.

Mengapa ini terjadi? Sekali lagi hal ini adalah sesuatu yang wajar dan rasional.Secara psikologis, wanita selalu menginginkan sosok yang membuatnya selalu merasa nyaman jika ada disisi seorang pria yang dicintainya. Pengertian nyaman tentu bisa berarti nyamandalam berbicara, berinteraksi, dalam menunjukan rasa saling sayang dan cintanya. Kondisi seperti itu hanya bisa ditemukan pada sosok pria yang dewasa secara sikap dan kepribadian, dan mapan secara ekonomi.

Pria dewasa adalah dia yang memiliki kedalaman dalam menyikapi hidup, kearifan pola pikir, pengalaman, dan pengetahuan (keilmuan). Sehingga setiap yang diucapkannya adalah sesuatu yang sadar dan logis, termasuk dalam mengekspresikan rasa cintanya. Dia pandai mengatur ritme emosionalitas rasa, kapan memuji, dan kapan menunjukan ketidaksenangan (marah). Lelaki dewasa adalah dia yang bisa mengatur dan mengendalikan dua potensi yang ada pada dirinya, yaitu akal dan hati. Maka janganlah heran, jika sosok pria yang dewasa seperti itu, banyak digilai para wanita, membuat wanita mudah klepek-klepek. Tapi jika kedewasaan seorang pria, sedikit saja ada mental petualang cintanya, dia hanya akan menjadi pria penikmat wanita, dia akan menjadi playboy yang akan banyak membuat banyak wanita tersiksa dan menderita.

Lalu bagaimana dengan urusan mapan? Lagi-lagi hal ini amatlah wajar dan rasional, siapa yang mau hidup bersama-sama pasangan pria dalam keadaan susah, seorang wanita pasti menginginkan menjalani kehidupan bersama dalam bangunan rumah tangga yang didalamnya ada pertimbangan rasa aman secara ekonomi. Karena hal itu menyangkut masa depan keluarga dan anak-anaknya. Sangatlah naïf jika seorang wanita hanya berfikir semata-mata karena cinta. Hari gini, wanita mana yang maju membangun rumah tangga hanya berpatokan karena cinta. Biarlah bab romantika cinta itu hanya cerita-ceria di SMA dan bangku kuliah saja. Dalam dunia yang sudah mengarah pada kehidupan riilnya, dia pasti berfikir sesuatu yang akan menjamin, atau minimal member harapan positif akan kehidupan ekonomi keluarganya dimasa yang akan datang. Apalagi dengan keadaan hidup masa kini yang semakin hari semakin berat saja.

Seorang teman saya yang kebetulan masih single, bercerita panjang lebar seputar alasannya hingga kini belum juga berumah tangga, dia seorang teman SMA yang kini sukses menjadi eksekutif disalah satu perusahaan telekomunikasi kelas dunia. Dia sangatlah cerdas, karena dia lulusan sekolah teknik ternama di Kota Bandung, orangnya tipikal lurus, bukan yang suka macem-macem, meskipun dia hidup di belantara ibukota. Dia menceritakan bagaimana harus menolak banyak pedekate dari beberapa wanita, baik yang ada di kantornya maupun dalam komunitas pergaulannya. Alasan dia sederhana, saya tak mau menerima cinta seorang wanita yang ingin jadi pasangan hidup saya, hanya karena saya dianggap dewasa dan sudah mapan. Nah lho, emang kenapa? Tanyaku. Karena bagiku, dia yang layak mendampingi sisa hidupku, adalah dia yang benar-benar klik dengan hatiku. Jadi kesimpulannya, Aku harus benar-benar tertarik dan benar-benar mencintai dia……halaaah !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline