Lihat ke Halaman Asli

Kusmana

SMKN 1 Sumedang Jawa Barat

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa: Bagian 2

Diperbarui: 11 November 2024   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa: Bagian 2

Setelah banjir mereda, para penduduk desa mulai kembali ke rumah mereka dan mencoba memulihkan segala kerugian yang ditimbulkan oleh bencana. Ladang yang tadinya subur kini terendam lumpur, dan banyak rumah yang rusak. Meski situasi tampak suram, semangat gotong royong yang dipimpin oleh Arya tidak pudar.

Arya segera mengajak para pemuda desa untuk bergotong royong membersihkan rumah-rumah dan ladang. Bersama-sama, mereka bekerja keras, dari pagi hingga malam, tanpa mengenal lelah. Arya juga mengajukan diri untuk membantu warga yang kehilangan hewan ternak mereka akibat banjir, dengan menggunakan simpanannya untuk membeli bibit ternak baru.

Suatu hari, ketika Arya sedang membantu membangun kembali rumah seorang warga, seorang pejabat pemerintah datang ke desa tersebut. Pejabat tersebut bernama Pak Jaya, yang datang untuk meninjau kerusakan dan mendistribusikan bantuan dari pemerintah. Pak Jaya terkejut melihat betapa cepatnya desa tersebut pulih, dan lebih terkejut lagi saat mengetahui bahwa semua ini berkat kepemimpinan Arya.

Pak Jaya merasa Arya layak mendapat penghargaan atas jasa-jasanya. Namun, ketika ia menyampaikan niatnya kepada Arya, Arya hanya tersenyum dan berkata, "Saya hanya melakukan apa yang menurut saya benar. Melihat desa kita bangkit kembali adalah penghargaan yang paling berharga bagi saya."

Meski tanpa tanda jasa resmi, warga desa tahu bahwa tanpa Arya, keadaan mereka mungkin akan jauh lebih buruk. Mereka sepakat untuk mengadakan sebuah upacara sederhana untuk menghormati Arya. Pada hari upacara, seluruh desa berkumpul di alun-alun, dan seorang tetua desa berdiri di depan, memberikan pidato singkat tentang betapa besar jasa Arya bagi desa mereka.

Dalam upacara tersebut, seorang anak kecil mendekati Arya dan memberikan sebuah bunga kecil sebagai tanda terima kasih. Arya menerima bunga tersebut dengan senyum haru, merasa terharu dengan penghormatan sederhana namun tulus dari warga desa.

Hari itu, Arya berjalan pulang dengan hati yang penuh rasa syukur. Meskipun tidak ada medali atau plakat yang diberikan, Arya merasa puas karena telah membantu komunitasnya dan mendapatkan cinta serta rasa hormat dari orang-orang di sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline