Lihat ke Halaman Asli

Gara-gara Tari Tor-tor

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya hobi sekali buka twitter. Dan tidak lupa, saya juga cek TTWW-nya. Seketika hati saya tersentak. Aduh, ada apa lagi, kenapa ada TTWW #MalaysiaMiskinBudaya bertengger di urutan nomor satu.

Saya membaca timeline ber-hashtag #MalaysiaMiskinBudaya dan bagaimana ya, saya tiba-tiba teringat keponakan saya. Begini, keponakan saya berusia 5 tahun. Dia ini punya banyak sekali mainan, juga makanan. Kadang, mainan itu dia diamkan, apalagi kalau ada mainan yang lebih bagus. Begitu pula dengan cara dia memperlakukan makanan. Kadang kalau dia tidak suka, dia meninggalkan makanan itu tanpa membuangnya. Nah, ketika ada orang lain meminta izin untuk meminjam mainannya atau meminta makanannya, dia akan marah dan berusaha mempertahankan kembali mainan dan makanannya.

Coba analogikan keponakan saya itu Indonesia, mainan dan makanan itu tari tor-tor, dan orang yang ingin mengambil adalah Malaysia. Mirip? Ya. Bukannya saya ingin menyamakan Indonesia dengan anak kecil, tapi akan lebih baik kan, kalau kita bicara baik-baik dengan pihak Malaysia tanpa harus ada hashtag macam itu bertengger di TTWW?

Saya punya banyak teman dari Malaysia. Salah satunya tau-tau curhat kalau ada orang Indonesia unfollow dia gara-gara dia orang Malaysia. Saya lantas bilang kalau saya tidak akan unfollow dia karena dia teman saya. Tapi hasilnya... dia tidak membalas tweet saya.

Wah, jangan cuma karena tari tor-tor hubungan pertemanan antarnegara begini jadi rapuh... Apakah Anda mengalami hal serupa?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline