Sebagai dewasa awal yang masih aktif bersosial media, aku melihat banyak sekali keluhan para remaja wanita, mulai dari tingkat SMA hingga seusiaku yang sedang sibuk-sibuknya menjalani berbagai aktivitas di dunia perkuliahan. Bukan soalan pendidikan yang mereka keluhkan, tetapi keraguan mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka kepada laki-laki yang mereka kagumi. Istilah gaulnya adalah confess.
Mengungkapkan perasaan kepada laki-laki yang kita sukai (crush) dianggap menyalahgunakan norma yang ada sebagai perempuan oleh berbagai kalangan. Katanya, perempuan harus menjaga harga dirinya, jadi lebih baik dipendam saja perasaan yang telah bertahun-tahun dibangun sendiri itu tanpa harus crush tahu.
Aku pernah meminta pendapat kepada teman laki-lakiku, namanya Taufan. Taufan ini memang laki-laki yang cukup 'enak dipandang' dan banyak dari perempuan di angkatanku dengan sengaja menaruh perasaan kepadanya, walau sudah banyak yang tahu juga Taufan ini sudah mengikat hubungan dengan perempuan lain. Temanku yang asal Tasikmalaya ini dengan logat Sundanya, pernah bercerita kepadaku bahwa ada salah seorang perempuan yang sengaja cari perhatian kepadanya, dan benar saja, ia mengakui bahwa hal itu membuat Taufan agak gerah.
"Kalau gue sih, sebenarnya gak suka kalau perempuan yang aktif cari perhatian ke gue. Gue sih terus terang aja, ilfeel lah. Seharusnya ya emang kodratnya laki-laki buat ngedeketin perempuan, perempuan tinggal menunggu gerak kita aja," tuturnya setelah curhat sedikit tentang masalah perempuan kelas lain itu kepadaku.
Hm, aku jadi tahu dari sudut pandang laki-laki tentang perempuan yang mengungkapkan perasaannya. Namun, gak semuanya akan merespon ilfeel, kok.
Dulu aku pernah mengungkapkan perasaan sukaku kepada salah satu teman laki-laki yang kukenal dari kegiatan ospek kampus. Kebetulan aku dengannya tergabung dalam satu kelompok yang sama. Setelah masa ospek selesai, kami masih terus mengobrol, dan timbul rasa suka secara tiba-tiba. Aku melihatnya sebagai sosok yang perhatian, peduli, dan memiliki hobi yang asik. Alhasil, aku jadi suka dan terus kepikiran.
Sampai suatu saat, aku mengungkapkan rasa sukaku kepadanya melalui chat. Tujuannya adalah biar gak galau, bimbang, dan harus kemana arah hubungan ini. Umumnya sih, agar lebih tahu apakah dia suka aku juga atau tidak, dan biar perasaanku lega juga sebenarnya. Bukan untuk nembak dan mengharapkan ia menjadi pacarku. Bukan itu.
Akhirnya, ia menghargai perasaanku. Namun, ia bilang bahwa dalam waktu dekat itu, ia ingin menembak perempuan yang sedang dekat dengannya. Sedih? Jelas. Sampai aku ada satu hari tidak keluar kamar, diajak makan susah, mata sembab sekali. Keesokan harinya kalua tidak salah Bapak dan Ibu mengajakku untuk makan makanan yang aku suka, yaitu iga bakar! Yah, mulai senang sedikit, perasaan sakit hati mereda sedikit juga. Eh, sampai suatu saat, teman laki-lakiku ini menegurku kenapa tingkah lakuku berbeda dari biasanya. Dari situ ia berharap bahwa aku jangan ada marah dengannya hanya karena perasaan yang tidak terbalas.
Hingga saat ini, aku dengannya masih berteman baik, walau sudah jarang berkomunikasi. Karena kami sama-sama sibuk kuliah, dan ia juga telah punya pasangan. Sedangkan aku? Masih sibuk dengan kegiatan lain di kampus selain belajar.
Menurutku, untuk mengungkapkan perasaan tidaklah salah, dan tidak diharamkan bagi perempuan. Sah-sah saja, hanya untuk melegakan perasaan saja kok. Namun ingat, tetaplah jaga harga diri perempuan di mata laki-laki. Jangan sampai membencinya setelah confess, dan menjelek-jelekan laki-laki tersebut. Jangan lupa juga untuk terus bertindak seperti tidak terjadi apa-apa, dan jangan memperpanjang masalah setelah confess.