Lihat ke Halaman Asli

Kurniawati Hasjanah

Profitez de votre journée!

Tren Hampers Lebaran dan Budaya Tidak Enakan

Diperbarui: 27 April 2022   13:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Hampers - dok Freepik

Jelang Lebaran 2022, sudah banyak hampers yang berdatangan ke rumah.  Hampers lebaran sudah menjadi budaya tersendiri bagi kaum muda untuk dikirimkan ke kerabat atau teman dekat.

Lantas bagaimana menyikapi ketika mendapatkan banyak hampers? Apakah harus dibalas? lalu harus diposting di media sosial?

Budaya hampers ini kalau di Betawi seperti budaya rantangan mengantar makanan di malam Lebaran ke tetangga sekitar. Jadi masak banyak makanan, kemudian dianterkan menggunakan rantang.

Setelahnya, rantang diisi ulang sama makanan baru oleh orang yang kita anterin.

Di budaya rantangan itu, gak ada kayaknya orang yang kebingungan kudu diposting atau enggak karena perkara enggak enakkan. Ya karena hal itu biasanya dilakukan untuk berbagi dan nyambung silaturahmi doang.

Terus gimana kalau hampers nih? Sebenarnya ya balik lagi niat utamanya mengirimkan hampers itu.

Ehm, saya pribadi suka mengirimkan hampers ke beberapa orang karena memang orang itu pernah punya jasa atau peran di kehidupan saya. Jadi, hampers itu sebagai bentuk penghormatan kepadanya.

Mau diposting atau tidak, ya itu hak si penerima. Siapa tau enggak mau diposting gara-gara  ketentuan kantor atau takut huru hara hubungannya sama si gebetan hahaha.  

Yang terpenting, si penerima menginfokan kepada pengirim jika hampers sudah sampai melalui chat pribadi.

Hal ini supaya tidak ada miskom dengan si penjual atau kurir yang mengirimkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline