Lihat ke Halaman Asli

Belajar Bersyukur dari Perjuangan Putra Sang Yatim Piatu

Diperbarui: 31 Januari 2019   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebuah pembelajaran hidup buat kita semua yang hidup. Sadarkah kita sebagai manusia yang seringkali mengeluh dengan keadaan dan kondisi kita yang sebenarnya sudah lebih dari kata cukup. Fisik yang kuat, tubuh sehat, tidur nyaman, makanpun sebenarnya enak, bahkan keuanganpun sehat. 

Namun dari semua pemberian Tuhan tersebut keseringannya kita lupakan kenikmatannya lantaran sebuah keinginan dan keserakahan diri yang menyebabkan kita menjadi salah dalam melangkah. Akhirnya, kenikmatan yang kita sering keluh kesahkan menjadi hilang dan bahkan berganti menjadi sebuah bencana diri. Ujung-ujungnya, mengeluh lagi dan mengeluh lagi.

Jika kita merasakan seperti itu, kita perlu belajar dari seorang bocah belia yang dengan semangatnya berjuang tanpa keluh kesah mencari nafkah hidup untuk dirinya dan saudara kandungnya. Namanya Putra. Anak ke 2 dari 4 bersaudara. 

Anak Yatim Piatu yang tinggal di Jalan H. Sarmili Kel. Jurangmangu Timur Kec. Pondok Aren Kota Tangerang Selatan ini Ayahnya meninggal karena sakit paru-paru, dan ibunya juga sudah meninggal saat melahirkan adiknya. 

Putra memiliki semangat yang luar biasa. Untuk membiayai sekolahnya, dan membiayai adik-adiknya (adiknya yang paling kecil berusia 8 bulan) Putra dengan penuh semangat berdagang cilok goreng keliling di wilayah Bintaro Pondok Aren. 

Dia berdagang menggunakan sepeda tanpa mengenal lelah dan dengan kepercayaan dirinya tersimpan raut wajah yang optimis dalam menggapai cita-cita hidupnya. Nah buat para pembaca yang sedang melintas di wilayah Bintaro Pondok Aren, silahkan beli dagangannya, untuk membantu cita-citanya. 

Buat kita semua, termasuk saya sebagai penulis, Putra merupakan sosok yang bisa menampar Jiwa saya untuk selalu bersyukur atas segala sesuatu yang telah diberikan Tuhan. Selain itu, Putra merupakan sosok yang akhirnya bisa menyemangati saya untuk lebih giat dalam berjuang menggapai cita-cita hidup bersama keluarga. Terima kasih putra..ciloknya enak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline