Lihat ke Halaman Asli

Antara Dilema dan Galau

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup adalah sebuah perjuangan bagi setiap orang. Dengan berjuang segala yang diinginkan akan dapat tercapai walau kadang hasil tak sesuai. Namun acap kali manusia dihadapkan pada dua hal yaitu dilema, yaitu perasaan serba salah dan serba tidak enak/tidak pas dalam bertindak serta galau yaitu perasaan resah, gundah tak menentu dalam menetapkan atau menjalani sesuatu hal. Hal ini adalah merupakan kewajaran bagi manusia yang diberikan oleh TUHAN perasaan, akal dan pikiran. Yang tak wajar adalah ketika manusia tidak mampu menjalani semuanya sesuai dengan porsinya. Kenapa demikian? Karena manusia dibekali dengan perasaan, akal dan pikiran sebagai penyeimbang manusia dalam menjalani kehidupan.Artinya manusia harus dapat menempatkan segala sesuatu sesuai dengan haknya. Itu akan lebih mudah dan lancar dalam menjalani ketimbang bila hak tidak dijalankan.

Namanya juga manusia, demikian perkataan sebagian orang yang selalu mengkambing hitamkan kesalahannya pada kepasrahan terhadap kelemahan individu manusianya daripada mencari solusi terhada;p masalah. Sehingga muncullah istilah antara dilema dan galau. Dimana manusia terjebak pada dilema dalam mengambil keputusan yang selalu diliputi kegalauan akan dampak dari keputusan tersebut. Ini wajar karena manusia adalah mahkluk Tuhan yang penuh dengan kesalahan dan keragu-raguan. Namun hendaknya kita jangan terjebak pada situasi ini,harusnya kita menghindari situasi ini. Bagaimana caranya?

1. Selalu yakin bahwa masalah yang dihadapi adalah masalah yang memang telah disiapkan oleh Tuhan hanya untuk kita dan hanya kita yang bisa menghadapinya.

2. Jangan selalu menetapkan target yang terlampau tinggi tanpa memperhatikan realita kondisi kita yang menjalani, walau ada keyakinan kita punya potensi untuk menghadapi.

3. Pupuk selalu keyakinan akan pertolongan Tuhan dan kemampuan yang telah Tuhan berikan pada kita. Karena keyakinan adalah 50% solusi sebuah masalah. Coba deh!

4. Selalu biasakan diri untuk empati dan bergaul dengan sesama manusia untuk membangun kepercayaan diri dan interopeksi diri bahwa tidak hanya kita yang menhadapi persoalan yang rumit.

5. Bangunlah kepercayaan pada sesama, karena dapat menimbulkan semangat bahwa selalu ada teman yang akan membantu kita dalam memecahkan semua masalah. Amin.

Baiklah teman-teman sependeritaan dalam keraguan yang terus melanda. Mari kita hindari dilema dalam setiap masalah yang dihadapi dan kegalauan yang selalu menemani kita dalam memutuskan sesuatu hal. Semoga Tuhan memberikan jalan dan petunjuk bagi kita dalam menjalani kehidupan kita. Semoga kesuksesan dan kebahagiaan akan terus menyertai kita bersama. Amin ya robbal'alamin. Wallahu'alam bi Shawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline