"Hore....Hore....Hore....aku lulus ! aku lulus! aku lulus !"
Sorak siswa-siswi SMA ku di Kota Palembang pada suatu hari yang cerah, pada awal tahun dua ribu. Begitu juga aku, setelah membaca pengumuman kelulusan SMA. Aku pun ikut bersorak:
"Aku lulus....aku lulus ....aku lulus...." Bersorak sambil melompat-lompat senang.
Namaku Eva Salma, seorang gadis kelahiran di Pulau Sumatera pada awal tahun sembilan belas delapan puluhan. Aku dilahirkan sebagai seorang gadis biasa saja, agak pendiam dan penurut. Teman-teman sekolah memanggilku "Eva".
Seusai saling semprot baju masing-masing dengan cat pilok warna-warni, lalu kami konvoi naik motor di seputar jalan-jalan SMA kami dengan girang yang tak terbilang.
Inilah saat-saat yang sangat menyenangkan bagi semua siswa-siswi yang lulus pada waktu itu. Termasuk aku.
Menjelang magrip, aku pun pulang dengan sepeda motorku, dengan seorang teman yang sama-sama lulus SMA di belakang. Melewati jalan aspal, sepanjang jalan ini rindang, karena tumbuh pohon-pohon dukuh dan pohon-pohon durian di kiri-kanan jalan.
Tatkala di tikungan jalan, tiba-tiba datang sebuah truk dari depan yang bermuatan penuh batu batu. Musibah pun tak terelakan. Sepeda motorku bertabrakan dengan truk ini.
"Praaak....praaak" kecelakaan dan musibah pun terjadi.
Aku terjatuh dan telungkup di tengah aspal jalan. Pada saat telungkup ini, aku tidak merasa sakit, yang terasa hanyalah panas di wajahku. Ketika aku hendak bangun, dan membuka mata, ternyata banyak darah mengalir di pipiku.
Ketika melihat darah begitu banyak, badanku menjadi lemas. Lalu mata ku terasa sakit. Akhirnya aku baru sadar bahwa darah yang mengalir ini adalah darah dari mata kananku.