Lihat ke Halaman Asli

Kenangan Musim Semi

Diperbarui: 19 April 2018   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ayah masih teringat saat engkau dilahirkan
Ayah masih teringat saat engkau masuk sekolah
Ayah masih teringat saat engkau membuat KTP
Ayah masih teringat saat engkau masuk universitas

Tahu-tahu sebentar lagi engkau kan lulus kuliah
Bertahun-tahun ilmu kau timba
Bertahun-tahun pula kau belajar dengan tabah
Bagai pengorbanan di kala musim gugur bunga mei hwa

Kini tibalah saat musim semi
Bunga-bunga mei hwa yang gugur telah mekar kembali
Terlihat pula kumbang-kumbang terbang sana sini
Nan begitu indah dipandang setiap insani

Ditiup sepoi-sepoi angin sejuk musim semi
Di bawah dedaun-daunan nan mulai tumbuh kembali
Tercium harum bunga-bunga mewangi
Ayah mengajakmu berlibur ke Beijing di musim semi

Hidup memang pantas berlibur agar bermakna
Meskipun berlibur dalam waktu sebentar saja
Mengikuti  takdir hidup yang sementara
Nan pasti akan mengalir menuju ke muara

Tak tahu kapan ayah dapat mengajakmu ke Beijing lagi
Melihat bunga-bunga mekar dan harum di musim semi
Karena hidup orang tiada yang hakiki
Namun kenangan bersamamu tersimpan abadi.

Beijing-Musim Semi, 8-4-2018
Kurnianto Purnama, SH.MH.
kurnianto_purnama@yahoo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline