Lihat ke Halaman Asli

So Won Real The Won

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1432631853467859811

Hope sebuah film  asal korea selatan kembali membuat saya berkaca-kaca. Film ini menceritakan bagaimana ketangguhan seorang gadis kecil berumur 9 tahun harus menghadapi traumanya. Diwaktu yang bersamaan dia harus menjadi pahlawan untuk dirinya sendiri mengungkapkan kejahatan.seksual yang dialaminya.

Kejahatan tersebut tidak hanya membuat cacat seumur hidup So Won. Tapi ia harus menerima trauma yang akan dia ingat selama hidupnya. Kedua orang tuanya pun terpukul melihat nasib putri satu-satunya itu. Meski trauma itu terus dirasakan, gadis ini mampu menyingkap siapa orang dibalik kekerasan itu. Ia harus kembali mengingat kejadian itu. Menunjukan wajah laki-laki biadab yang dibawa oleh polisi didalam foto-foto residivis. Dibalik kaca ruangan rawat air mata ibunya tak terbendung.

So won harus menjalani perawatan cukup lama sampai akhirnya dia bisa kembali ke sekolah. Trauma so won masih ada meski berangsur berkurang. Trauma gadis kecil ini juga berlaku untuk ayahnya yang seorang laki-laki. So won sedikit ketakutan ketika melihat sosok laki-laki. Melihat anaknya tidak ingin mendekatinya, ia memutuskan memakai kostum kokomong. Sebuah tokoh berbentuk sosis idola anak-anak. Setiap pagi sebelum anaknya berangkat sekolah ia menunggu putri kecilnya itu di jalan untuk mengawasi sekaligus memberikan semangat. Hal tersebut juga ia lakukan saat jam makan siang. Ia harus menunda makan siangnya dan berlari ke lapangan sekolahan yang tepat berada di depan kelas so won di lantai atas.

Hal yang membuat mata saya akhirnya benar-benar berkaca-kaca adalah pada saat so won mengetahui orang dibalik badut itu adalah ayahnya. “ apa kau ayahku?” “kau ayahku? jawablah!” badut itu mengangguk. Didalam kostum itu mata ayah so won sembab dengan air mata bercampur keringat disekujur wajahnya.  So won lalu menggandeng ayahnya yang masih mengenakan kostum kerumahnya. Sampai di toko so won menyeka keringat ayahnya. Sungguh ini benar-benar menyentuh setiap penonton film ini.

Klimaks dari film ini adalah saat so won harus menghadiri sebuah persidangan sebagai korban. Gadis pintar ini diminta untuk menunjukan kembali wajah penjahat itu. Ya, wajah penjahat itu tidak berubah dengan yang ia pilih saat so won sekarat. Namun sayang kesaksiannya yang mengatakn bahwa ia mencium aroma alkohol yang kuat dari laki-laki biadab itu justru membuat ringan vonis yang diterima. Penjahat anak-anak itu hanya dikurung selama 12 tahun. Artinya saat itu umur so won masih 20.an. seluruh peserta sidang histeris. Tidak terima dengan putusan hakim. Bagaimana mungkin penjahat yang telah merenggut masa depan seorang anak cantik dan cerdas seperti so won hanya dijatuhi hukuman 12 tahun penjara karena dinilai melakukan kejahatan dibawah pengaruh alkohol. Penonton film ini akan dibuat terenyuh saat ayah so won berjalan mendekati bedebah itu dengan papan nama kayu. Ya, papan nama kayu itu akan dihantamkan dikepala bajingan itu. Namun belum mendekati laki-laki takberotak itu so won datang. Ia merangkul kaki ayahnya. “ ayah ayo pulang, kumohon” tangis so won. Gadis itu jauh lebih pintar dari yang dikira. Ayah so won menangis sambil meninggalkan persidangan dengan menggendong puti cantiknya itu. Diakhir cerita, so won berjalan kesebuah lorong rumah sakit dengan riang. Disebuah ruangan ia melihat bayi kecil. Bayi laki-laki itu adalah adiknya yang menjadi semangat baru so won. Bayi iitu diberi nama IM SOMANG yang artinya kebahagian.

Dalam film ini emosi kita akan semakin naik ketika melihat gadis kecil yang tidak bersalah merasakan kesakaitan dan trauma. Emosi pononton akan semakin naik ketika mendengar putusan hakim. Film ini benar-benar menggambarkan bagaimana kekejaman  pelecehan seksual pada anak yang digambarkan dengan penderitaan so won. Beruntung so won adalah gadis cerda walaupun tidak semua anak secerdas dan setangguh so won yang mampu menjalani hidupnya dengan trauma. Ada kata mutiara yang membuat saya sebagai penonton merasa kagum dengan sosok so won.

Orang Kesepian Adalah Orang Baik

Orang Yang Bersedih Senyumnya PalIng Cerah

Karena mereka tidak mau orang lain merasakan sakit yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline