Lihat ke Halaman Asli

Dipandang Sebelah Mata Kesuksesan Coldplay Buktikan Jati Diri yang Sebenarnya

Diperbarui: 10 Desember 2020   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coldplay merupakan salah satu band papan atas kelas dunia yang dibentuk oleh sekelompok mahasiswa University College in London. Pada awalnya Chris Martin, Johnny Buckland, Guy Berryman, Will Champion membentuk band dengan nama Starfish dan pada tahun 1996 keempat mahasiswa tersebut memulai debut bandnya dengan nama Coldplay. Pada awal debutnya Coldplay sempat dipandang sebelah mata akarena genre yang dibawakan oleh Coldplay tidak sesuai dengan trend musik saat itu. Pandangan buruk yag diterima Coldplay bukan menurunkan mental mereka namun malah menjadi motivasi Coldplay dalam berkarya dan hingga pada tahun 2000 Coldplay merilis single berjudul Yellow. Dirilisnya album Yellow berhasil membawa nama Coldplay bersaing dengan band-band populer di masa tahun 90an. Saat itu Coldplay bisa menyandingkan lagu-lagu karyanya dengan karya Radiohead hingga Oasis, bahkan Coldplau dinobatkan sebagai band besar pada abad ke-21. Band bentukan Chris Martis dan ketiga anggota lainnya memberikan angin segar dunia permusikan dunia ditegah melejitkan musik aliran british pop hingga alternative rock. Coldplay yang mengusung musik meditatif yang mengarah pada genre limestone rock cinderung lebih sensitif dan juga beremosi daripada band dengan genre hard rock.

            Suksesnya single Yellow mengiringi kesuksesan album pertama mereka yang dirilis dengan tahun yang sama berjudul Parachutes. Album pertama Coldplay Parachutes berhasil menjadi multiplatinum di beberapa negara dan membawa Coldplay meraih Grammy Awards kategori Best Alternative Music Album tahun 2002. Di negara asalnya yaitu Inggris Coldplay berhasil menjual 2,6 juga keping album dan membawa mereka mendapatkan delapan sertifikat platinum, sementara di Amerika Serikat mereka hanya berhasil meraih dua sertifikat platinum karena hanya meraih 2 juta keping penjualan album. Namun kesuksean album Parachutes yang berhasil mendapat respon positif justru tidak disukai oleh Chris Martin karena menurutnya musik dalam album Parachutes kurang memuaskan dan mereka akan mencoba memperbaiki di kesempatan yang akan datang (Kumparan.com. 2017). Pada tanggal 26 Agustus 2002 Coldplay merilis album keduanya yang berjudul A Rush of Blood to the Head. Seperti album pertamanya, album kedua Coldplay juga berhasil memenangkan nominasi Best Alternative Music Album di  Grammy Awards 2003. 3 single dalam album kedua Coldplay yaitu In My Place, The Scientist dan Clocks merupakan lagu-lagu yang paling sering dinikmati banyak orang. Dalam album keduanya Coldplay berhasil menjual 2,9 juta  keping album dan di Amerika album kedua Coldplay berhasil menjual sebanyak 5 juta keping album. Dari banyaknya album yang di rilis Coldplay album ini lah yang dinobatkan sebagai album favorit sepanjang masa oleh 2 radio besar berdasarkan polling para pendengar (Tribunpontianak.co.id. 2013). Yanti (2015) menjelaskan bahwa setelah sekian lamanya Coldplay  mengisi blantika musik global Coldplay merilis film dokumenter dengan judul yang sama dengan album terakhirnya yaitu A Head Full of Dream. Dari film ini penonton bisa melihat perjalanan musik Coldplay dari awal mereka debut hingga memiliki jutaan fans dan konser live besar dengan jutaan penonton.

            Selama Coldplay berkarya, Coldplay pernah berkolaborasi dengan musisi dunia Rihanna dengan membawakan lagu berjudul Princess of China. Keberhasilan Coldplay membawakan single-singlenya selain menarik perhatian masyarakat global juga berhasil menarik perhatian salah satu tokoh terkenal yaitu Barack Obama. Bahkan mantan presiden Amerika Serikat tersebut menyatakan bahwa beliau adalah salah satu penggemar dari band bentukan Chris Martin. Perjuangan Coldplay terus berlanjut dengan menggelar tur dunia hingga kolaborasi dengan banyak musisi besar lainnya. Karya-karya yang dimiliki Coldplay juga berhasil mencatat rekor sebagai band dengan penjualan album tertinggi. Selain itu dalam setiap karyanya Coldplay selalu totalitas dalam menggarap lagu dan musiknya. Hal ini dibuktikan dengan salah satu karya mereka berjudul “The Scientist” dimana Christ Martin menyanyikan sebuah lagu yang diiringi narasi mundur dan dibawakan dengan gerakan fonetik serta menciptakan ilusi. Dan diketahui Chris Martin memang sengaja mempelajari hal-hal yang ada dalam lagu The Scientist (Kumparan.com.2018). Perjuangan Coldplay untuk emndapatkan pendengar dari berbagai negara salah satunya dengan menyajikan musik video. Namun sangat disayangkan perluasan jaringan musik yang besar dan kemajuan internet bisa memungkinkan pertunjukan digital para mususi dunia dunduh secara ilegal oleh para pendengar (McPhail. 2014).

Daftar Pustaka

Kumparan.com. (31 Maret 2017). Alasan coldplay menjadi salah satu band terlaris di dunia. Diakses dari https://kumparan.com/kumparanhits/alasan-coldplay-menjadi-salah-satu-band-terlaris-di-dunia/full

 Kumparan.com. (10 Desember 2018). 5 fakta yahud coldplay yang harus kamu ketahui. Diakses dari https://kumparan.com/inspirasi-shopee/5-fakta-yahud-coldplay-yang-harus-kamu-ketahui-1544430804665542387/full

McPhail, T. L. (2014). Global communication: Theories, stakeholders, and trends. JohnWiley & Son

Tribunpontianak.co.id. (2 April 2013). Album coldplay terlaris sepanjang masa. Diakses dari https://pontianak.tribunnews.com/2013/04/02/album-coldplay-terlaris-sepanjang-masa

Yanti. (16 November 2018). Berani bermimpi bersama coldplay. Kompasiana.com. Diakses dari https://www.kompasiana.com/yanti-yanti/5beec072c112fe4330211098/berani-bermimpi-bersama-coldplay?page=all

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline