Lihat ke Halaman Asli

Sistem Bertani "Tumpang Sari" di Daerah Gunungwungkal

Diperbarui: 12 Februari 2024   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Sistem tanam tumpang sari di Kecamatan Gunungwungkal, Pati/Mitrapost.com/Singgih Nugraha/DOK. PRI

          

          Tumpang sari merupakan metode bertani dengan cara menanam dua jenis tanaman/lebih pada satu area lahan yang sama dengan rentang waktu yang sama maupun hampir bersamaan.Sistem bertani dengan menggunakan metode tumpang sari dinilai lebih efektif dan efisien karena memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat petani.Keuntungan  yang bisa didapat dari sistem tumpang sari adalah sebagai berikut :

1.Penggunaan lahan yang lebih efisien

     Memanfaatkan ruang di antara baris untuk ditanami tanaman,sehingga penggunaan pada lahan terbatas dapat dimaksimalkan.

2.Meningkatkan keuntungan

Dengan menanam 2 jenis tanaman/lebih dalam jangka waktu yang bersamaan maka dapat membantu para petani untuk mengurangi jumlah biaya yang dikeluarkan.

3.Dapat mencegah erosi

Sistem perakaran dari tanaman tumpang sari dapat membantu mengurangi resiko erosi.

4.Dapat meningkatkan ekosistem

Dengan banyaknya komoditas pertanian disatu lahan dapat memperkaya ekosistem didalamnya.

5.Dapat mengurangi penggunaan Pupuk Kimia

Tanaman tumpang sari dapat menyuburkan tanah,sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia.


Salah satu daerah yang menerapkan sistem tumpang sari berada di Kecamatan Gunungwungkal,Kab Pati,Jawa Tengah.Masyarakat di Gunungwungkal sudah dari dulu menerapkan sistem pertanian ini guna memaksimalkan penggunaan lahan mereka yang memiliki bentuk permukaan yang berbukit.Selain itu,letak geografis yang berada dilereng Gunung Muria menjadikan tanah didaerah tersebut subur sehingga cocok ditanami beberapa macam komoditas pertanian.Tanaman yang sering ditanam menggunakan metode tumpang sari didaerah Gunungwungkal meliputi; padi;jagung,kacang tanah,ubi kayu tebu,kakao,mangga,pisang,jahe,kencur,dll.


Pertanian di Gunungwungkal dengan menggunakan metode tumpang sari ini sudah dapat dikatakan pertanian berkelanjutan,karena memenuhi 3P yaitu people(masyarakat),planet(lingkungan),dan provit(keuntungan).

1.People

Dengan  menerapkan sistem tumpang sari maka hasil yang akan dipanen juga berbagai macam,sehingga masyarakat memiliki banyak akses terhadap sumber pangan dan meningkatkan ketahanan pangan serta menyejahterakan para petani.Dapat juga melibatkan kelompok tani untuk bekerja sama sehingga dapat menguatkan relasi sosial dalam masyarakat.

2.Planet

Pertanian dengan menggunakan metode tumpang sari dapat mendukung pertanian yang berkelanjutan karena dapat meningkatkan kesuburan tanah,mencegah erosi,serta mengurangi penggunaan dari pupuk maupun pestisida.

3.Provit

Dapat mengurangi biaya produksi dari penggunaan lahan maupun pupuk serta para petani dapat memanen 2/lebih jenis tanaman yang berbeda.Jika ada 1 komoditas tanaman yang gagal panen,maka dapat memanen komoditas lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline