Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Shalom, Salam Sejahtera bagi kita semua,
Om Swastyastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan,
Rahayu
Perkenalkan saya "Kurnia Apriyani Gulo, S.Pd" Calon Guru Penggerak dari SMA Negeri 1 Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Provinsi Sumatra Utara. Pada kesempatan ini saya akan membuat sebuah artikel yang bertujuan untuk melengkapi tugas modul 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi -- Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1. Perlu diketahui Modul 1.1 ini membahas tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional -- Ki Hajar Dewantara.
Ada beberapa hal yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1. Hal tersebut antara lain bahwa Siswa ibaratnya " kertas kosong" Hal ini pun sering dikonsumsi dalam Pendidikan Usia Dini, yang menerapkan Teori tabularasa dalam proses Mendidik dan mengajar anak. Teori yang berkembang di Barat yang memandang bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan yang kosong bagaikan kertas putih. Mengingat hal tersebut maka dalam proses pembelajaran pun guru mendominasi pembelajaran, anak lebih banyak dilihat sebagai objek yang harus diisi dengan berbagai pengalaman yang bisa membentuk karakter, pola pikir dan membangun pengetahuan mereka. Fokus pembelajaran lebih berorientasikan pada hasil dan sering menomorduakan proses yang dilalui oleh anak. Karena proses bukan prioritas utama maka terkadang kurang memperhatikan kemampuan anak dalam menyerap informasi yang disampaikan sehingga menyamaratakan proses pembelajaran dimaksud.
Saya bersyukur karena diberi kesempatan mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini, Karena setelah mempelajari Modul 1.1 melalui tahapan Memulai dari diri sendiri, Eksplorasi Konsep, Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, dan Elaborasi Pemahaman Modul 1 Saya lebih memahami bahwa :
1. Pendidikan sebagai tuntunan