Lihat ke Halaman Asli

Dampak Bahaya Merokok bagi Remaja

Diperbarui: 29 Juni 2022   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kebiasaan merokok pada pelajar

masa remaja merupakan masa dimana individu mengalami transisi dari satu tahap ke tahap berikutnya, mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, maupun pola perilaku, serta penuh dengan masalah. (Hurlock 1998). 

Oleh karena itu, remaja rentan terhadap masalah psikososial, yaitu masalah psikologis atau psikologis yang timbul dari perubahan sosial. Padahal, seharusnya pelajar tidak diperbolehkan merokok di sekolah, komunitas, atau kalangan lain. 

Karena akan berdampak negatif bagi kesehatannya, sekolah dan orang lain. Biasanya hal ini dilakukan oleh siswa, karena keadaan emosi yang tidak stabil membuat mereka melakukan segala cara untuk melampiaskan emosinya. Populasi merokok pada usia dini sangatlah tinggi. 

Hal ini disebabkan karena kurangnya pendidikan tentang bahaya merokok di sekolah atau masyarakat, atau mungkin saja mereka kurang kesadaran akan diri sendiri, sehingga tidak memperhatikan apa saja bahaya merokok dan juga bagaimana nanti kedepanya.

Faktor alasan seorang remaja mulai merokok

Alasan seorang remaja untuk mulai merokok pertama kali dari berbagai penelitian antara lain: rasa ingin mencoba, ikut-ikutan, ingin tahu rasanya merokok, sekedar ingin merasakan, ingin terlihat maco, meniru orang tua, menyenangkan, melegakan. ketegangan, hanya kebiasaan sosial, simbol kedewasaan, mencari inspirasi. 

Dan alasan lainnya adalah sebagai pereda stres, pereda rasa jenuh, sulit melepaskan diri, pengaruh lingkungan, kesenangan mulut anti asam, pencuci mulut, kenikmatan.

Kesimpulan

Kebiasaan merokok di kalangan remaja sangat berbahaya baik dari segi pendidikan maupun kesehatan dan sosial ekonomi. Dari segi pendidikan jelas akan mengganggu studinya, sedangkan dari segi kesehatan merokok akan menimbulkan berbagai penyakit (serangan jantung, gangguan pernafasan, dll). Dari sudut pandang ekonomi, itu adalah pengeluaran anggaran yang tidak perlu atau boros.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline