Sejak didatangkan dari RB Salzburg transfer musim dingin kemarin, Minamino pemain yang dibandrol 7 juta Pounds itu bisa apa? "Bisa cetak dua gol di Carabao Cup, bisa cetak gol di laga pramusim. Selebihnya tidak bisa apa-apa," begitu seloroh kawan tatkala kami sedang membicarakan Liverpool dan menyinggung Minamino di dalamnya.
Kurang kesempatan apalagi yang diberikan Jurgen Klopp kepada pemain kita yang satu ini? Tetap saja Minamino tak bisa menjawab kepercayaan pelatih, baik itu memulai pertandingan sebagai pemain pengganti atau diturunkan sebagai starter. Dia yang digadang-gadang bakal menjadi pembeda dalam skuad liverpool, malah sampai detik belum menunjukkan perkembangan yang baik. Nyaris setahun berada di bawah naungan Liverpool, ya seperti yang kita lihat performanya begitu-begitu saja.
Bahkan nyaris tak ada kontribusi nyata terhadap permainan tim. Kecuali mungkin pada babak keempat Piala Carabao Oktober kemarin, Minamino yang mengawali laga dari bangku cadangan sukses mencetak gol penyama kedudukan. Walaupun kemudian Liverpool tetap kalah dari Arsenal melalui babak adu pinalti.
Gol tersebut tidak bisa semena-mena dianggap sebagai gol terbaik yang kemudian bisa menegaskan kualitas Minamino sebagai penyerang mumpuni. Melainkan gol itu saya katakan gol beruntung atau jatuh dari langit. Sebab kesalahan pemain belakang Arsenal sendiri tak memberikan pengawalan terhadap pemain yang satu ini. Sehingga memiliki ruang, leluasa menendang ke gawang yang tak bisa dihentikan lagi oleh Bernd Leno.
Andai pada waktu itu Holding atau Gabriel membayang-bayangi pergerakan Minamino. Katakanlah menghalangi ruang tembaknya, bisa saja bola itu melenceng atau bergerak lemah yang tidak cukup untuk mengelabui kiper lawan. Walau bagaimanapun urusan berhadapan dengan bek lawan, Minamino tak sedinamis pergerakan Salah atau Mane dan tak seciamik sentuhan-sentuhan yang diperlihatkan oleh Firminho.
Pada laga itulah saya terkahir kali melihat Minamino berkontribusi untuk tim. Saya menyesal, karena sempat berharap gol itu akan menjadi pemantik bagi Minamino untuk kecanduan mencetak gol di laga-laga krusial. Apa yang terjadi kemudian? Sungguh sangat mengecewakan. Lebih banyak diturunkan sebagai pemain pengganti, tetap saja tak bisa menjawab kepercayaan yang diberikan pelatih. Atau jangan-jangan kemampuan Minamino memang sudah mentok begitu-begitu.
Trio lini serang yang dimiliki Liverpool dua atau tiga tahun terakhir, itu dikenal predator mematikan sehingga disegani oleh lawan, tidak hanya di lingkup tanah Inggris saja tapi di pentas Eropa pun nama mereka besar. Penyerang ini tetaplah bukan robot, yang terus bisa bekerja sebagaimana yang diharapkan. Adalah kalanya satu atau dua atau ketiga-tiganya underperform, melempem di dalam kotak pinalti lawan.
Maka dalam situasi kalut seperti ini yang dibutuhkan adalah pemain yang punya nafas baru, pelatih akan menurunkan pemain yang bisa dipercaya mengisi posisi kritis tersebut. Dan Jurgen Klop sepanjang musim ini, agaknya lebih percaya pada Minamino dibanding Divock Origi atau Shaqiri yang sering dihantui badai cederai.
Alih-alih menjadi pembeda, memberikan ancaman terhadap lawan, mampu memecah kebuntuan, malah sentuhan-sentuhan Minamino yang diharapkan sebagai supersub, tampak tak berarti apa-apa. Sudah seringkali terjadi, di dalam lapangan Minamino seperti pemain yang sering bingung. Dia tidak tanggap membaca permainan tim. Ibarat dalam pertunjukan musik ansambel, Minamino adalah suara-suara sumbang yang melenceng dari arahan dirigen: keluar dari irama permainan.
Ketika Minamino ditempatkan sebagai penyerang. Hampir dia tidak bisa memberikan ancaman, kecuali sekali dua kali melepaskan tendangan mentah ke arah gawang. Saya sering melihat Minamino mencoba melakukan shot dari depan kotak enam belas, kalau tidak terarah tepat ke posisi kiper, pasti melenceng, atau on target tapi gerak bola pelan seperti siput.
Sadar Minamino bukanlah tipikal pemain yang diharapkan mencetak gol, opsi lain dia diposisikan sebagai pemain tengah posisi alaminya. Tetapi percuma juga, kehadirannya tak berdampak apa-apa, dan nyata akan kalah bersaing dengan setumpuk pemain tengah dimiliki Liverpool saat ini. Terakhir Minamino bermain di pos tengah dan turun sebagai starter saat bertandang ke markas Brighton and Hove Albion pekan lalu. Tak ada kreativitas yang terlihat dari kedua kakinya. Kecuali pertunjukkan cara-cara mengoper bola ke lini belakang, ke samping kanan kiri. Mencoba memberi umpan trobasan ke depan akan mudah dipatahkan oleh lawan.