Lihat ke Halaman Asli

Mawan Sastra

Koki Nasi Goreng

Malam Gila di Anfield

Diperbarui: 31 Oktober 2019   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

skysports.com

Selalu ada drama yang terjadi di Anfield. Akhir pekan kemarin, pada matchday ke-10 EPL, masih melekat di ingatan siapa pun yang menyaksikan laga tersebut, bagaimana superiornya Liverpool atas Tottenham.

Sekalipun Salah CS. sempat tertinggal lebih dahulu oleh gol cepat Harry Kane. Akan tetapi pada akhirnya Liverpool bisa membalikkan keadaan berkat dua gol yang masing-masing dilesatkan oleh Henderson dan Salah. Skor 2-1 menjadi skor penutup laga ini. 

Liverpool tetap berada di puncak klasemen, sukses memperbesar jarak dengan sang rival Manchester City selisih 6 poin. Sekaligus kemenangan ini mempertegas status Liverpool yang tidak pernah terkalahkan di 44 pertandingan di Anfield.

Dan pada tengah pekan ini, Final yang sangat dini terjadi di babak perdelapan final Carabao Cup. Selain super big match antara Manchester United VS Chelsea, juga ada laga yang tak kalah menarik lainnya, Liverpool VS Arsenal. 

Yang menguntungkan Liverpool pada pertandingan kali ini karena diselenggarakan di Anfield stadium. Sejatinya pada awal musim Liverpool sudah bersua dengan Arsenal juga terjadi di Anfield. Saat itu Liverpool keluar sebagai pemenang dengan skor 3-1. Dan beberapa laga mereka sebelumnya, Unay Emery tak pernah mencatatkan kemenangan saat menghadapi pasukan Jurgen Klopp.

Oleh catatan itulah sehingga banyak pihak yang memprediksi bahwa Liverpool akan lagi-lagi mengalahkan Arsenal pada 16 besar Carabao Cup. Skor 3-1 atau lebih besar daripada itu bisa saja terjadi untuk kemenangan Liverpool.

Padatnya jadwal ke depan,  sehingga kedua tim tidak menurunkan skuad terbaik mereka. Akhir pekan nanti matchday ke-11 EPL kembali dimulai, tengah pekan kemudian lanjutan babak penyisihan grup Liga Champions untuk Liverpool. Adapun Arsenal melanjutkan petualangannya di Liga Eropa. Sehingga kedua pelatih tidak punya pilihan lain selain menurunkan pemain pelapis dan menaruh kepercayaan pada pemain muda.

Liverpool sendiri, kita tidak akan melihat nama-nama seperti Mane, Salah, Firminho, Fabinho, Van Dijk hingga Alisson Becker. Melainkan pemain-pemain muda yang mengisi skuad berkolaborasi dengan pemain senior; Keita, Origi, Chamberlain, Lallana, Milner dan Gomez. Walaupun demikian laga itu tetap menarik dan penuh drama hingga pertandingan berakhir.

Di awal-awal pertandingan, Liverpool langsung melakukan tekanan pada jantung pertahanan Arsenal. Alhasil laga baru enam menit berjalan, Liverpool sudah unggul berkat aksi Chamberlain yang berlari ke sisi kiri pertahanan Arsenal dan melepaskan umpan ke kotak pinalti. Niat Mustafi ingin menyapu bola tersebut sebelum berhasil dijangkau oleh Brewster justru berbuah gol ke gawangnya sendiri.

Bukan berarti Arsenal tanpa perlawanan. Kedua tim sama-sama bermain terbuka, dan mengincar gol. Satu serangan ciamik dilancarkan oleh Arsenal membuat pertahanan Liverpool keteteran. Tendangan keras Martinelli sejatinya bisa dihalau oleh penjaga gawan Liverpool, namun Torreira berada pada posisi yang tepat memanfaatkan bola rebound menjadi gol penyama kedudukan di menit 19. 

Bahkan Arsenal berhasil membalikkan keadaan oleh Martinelli pada menit ke 26. Tidak sampai di situ saja, sepuluh menit kemudian untuk kali kedua Martinelli membobol Kelleher. Skor berubah menjadi 3-1. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline